Terungkap 3 Alasan Iran dan Arab Saudi Saling Bermusuhan, Isu Agama Paling Kuat

Presiden Iran pertama kali menginjakkan kaki di Arab Saudi
Sumber :
  • Al Arabiya

Jakarta – Arab Saudi serta Iran memegang peranan penting di wilayah Timur Tengah. Walaupun demikian, kedua negara tersebut tampaknya telah menjalin hubungan yang kurang harmonis dalam beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2023, terjadi kesepakatan antara Arab Saudi serta Iran untuk memulihkan hubungan mereka.

Meski demikian, hubungan antara keduanya masih tetap tegang seperti sebelumnya. Apa sebetulnya penyebab dari perselisihan yang terus berlanjut antara Arab Saudi serta Iran?

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab dari ketegangan ini yang patut untuk diperhatikan. Penyebab Ketegangan Hubungan Arab Saudi dengan Iran. 

1. Rivalitas Geopolitik 

Presiden Iran pertama kali menginjakkan kaki di Arab Saudi

Photo :
  • Al Arabiya

Arab Saudi dan Iran dikenal sebagai dua kekuatan utama di Timur Tengah yang sering bersaing untuk mendapatkan pengaruh lebih dari negara-negara lain di kawasan tersebut.

Menurut Best Diplomats, Iran memiliki ambisi geopolitik untuk memperkuat peranannya sebagai kekuatan regional di Timur Tengah dengan menganggap dirinya sebagai pelindung Muslim Syiah.

Di sisi lain, Arab Saudi, yang telah lama menerapkan kebijakan dominasi terhadap Muslim Sunni, melihat pengaruh Iran sebagai ancaman terhadap posisinya.

Kedua negara ini sering kali saling bersaing dalam memberikan bantuan kepada pihak yang berkonflik, seperti di Suriah dan Yaman, yang menjadi contoh konkret dari persaingan antara Arab Saudi dan Iran.

2. Agama 

Presiden Iran Ebrahim Raisi

Photo :
  • France 24

Ketika membicarakan ketidakharmonisan hubungan antara Arab Saudi dan Iran, banyak yang sering menghubungkannya dengan isu agama. Kedua negara ini mengikuti dua aliran utama Islam yang berbeda, yaitu Syiah (Iran) dan Sunni (Arab Saudi).

Arab Saudi, sebagai tempat kelahiran Islam, menganggap dirinya sebagai pemimpin umat Muslim global. Namun, klaim tersebut terus terbantahkan sejak Revolusi Iran tahun 1979 yang mengukuhkan posisi Iran sebagai "Pemimpin Dunia Syiah".

Dengan kedudukan masing-masing, Arab Saudi dan Iran saling memengaruhi negara-negara di sekitarnya. Hal ini sering mengubah konflik yang semula hanya antara dua negara menjadi perang yang dijalankan melalui pihak ketiga. 

3. Hubungan Internasional 

Putera Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman

Photo :
  • Middle East Eye

Pada sejarah konflik keduanya, Arab Saudi serta Iran jarang terlibat dalam pertempuran secara langsung. Mereka cenderung terlibat dalam perang proksi, menyeret berbagai negara tetangga yang tengah terlibat dalam konflik. Bahkan, situasinya menjadi semakin rumit dengan campur tangan pihak luar.

Sebagai contoh, negara-negara Barat seperti Amerika Serikat memiliki pandangan bahwa Iran memiliki potensi untuk mengganggu stabilitas di kawasan Timur Tengah. Pandangan serupa juga dirasakan oleh Arab Saudi, yang kian mendekat kepada kepentingan Barat.

Selain itu, reputasi Iran sebagai pendukung kelompok militan di Timur Tengah juga telah merusak citra mereka di panggung internasional. Hal-hal semacam ini telah memperparah situasi, sementara Arab Saudi bisa saja memanfaatkannya untuk kepentingan lain.