Iran Pastikan Fasilitas Nuklir di Isfahan Aman Usai Serangan Israel
- outlookindia.com
Iran – Militer Israel telah melakukan serangan rudal terhadap Iran. Ada juga laporan ledakan di Irak dan Suriah.
Kantor berita Iran, Fars, melaporkan ledakan terdengar di sebuah bandara di kota Isfahan, Iran, namun penyebabnya belum diketahui.
Para pejabat mengatakan kota Isfahan tengah diserang pada pukul 5 pagi waktu setempat.
Kota Isfahan menjadi lokasi salah satu fasilitas nuklir Iran, termasuk Natanz, pusat program pengayaan uranium bawa tanah Iran, yang berulang kali menjadi sasaran dugaan serangan sabotase Israel.
Namun, media pemerintah Tasnim menggambarkan semua lokasi di wilayah tersebut “sepenuhnya aman.” Sumber militer AS juga melaporkan bahwa target tersebut diyakini bukan instalasi nuklir melansir laporan ABC News, Jumat, 19 April 2024.”
Berita pemerintah Iran melaporkan sistem pertahanan udara negara tersebut telah diaktifkan, dan menembaki objek tak dikenal di Tabriz, sekitar 500 mil sebelah utara Isfahan.
Sejauh mana serangan Israel dan senjata yang digunakan masih belum jelas.
Kantor berita Iran, IRNA, serangan Israel menyasar pangkalan udara utama di Isfahan, yang telah lama menjadi rumah bagi armada F-14 Tomcat buatan Amerika – yang dibeli sebelum Revolusi Islam tahun 1979.
Diketahui, serangan tersebut tampaknya merupakan respons yang Israel janjikan untuk dilakukan setelah serangan Iran pada pekan lalu, ketika Teheran menembakkan ratusan drone dan rudal ke Israel. Sebagian besar tembakan Iran berhasil dicegat atau hanya menimbulkan sedikit kerusakan.
Pekan ini, AS dan sekutu Barat lainnya telah mendesak Israel untuk tidak melakukan serangan militer guna menghindari konflik regional yang muncul akibat perang Israe-Hamas.
Kekhawatiran tersebut meningkat ketika serangan udara yang dilakukan oleh Israel, menewaskan dua komandan militer Iran di konsulat negara tersebut di Damaskus, Suriah, pada tanggal 1 April.
Iran mengatakan serangan hari Minggu terhadap Israel adalah respons terhadap hal tersebut.
Wilayah ini berada di ambang konflik yang lebih luas sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang, dan invasi Israel berikutnya ke Gaza, yang menurut pejabat kesehatan Gaza telah menewaskan lebih dari 30.000 orang.