Daftar Negara Sekutu Iran yang Siap Bantu Jika Perang Terjadi, Ada China hingga Rusia

Presiden Iran Ebrahim Raisi dan komandan militernya
Presiden Iran Ebrahim Raisi dan komandan militernya
Sumber :
  • X

Jakarta – Beberapa negara menjadi pusat perhatian setelah mengungkapkan pendapat mereka tentang tindakan Iran yang menyerang pangkalan militer Israel pada akhir pekan terakhir. Serangan itu, yang melibatkan lebih dari 300 drone dan rudal balistik, telah menimbulkan kontroversi di kalangan komunitas global.

Namun kini, Israel dilaporkan telah meluncurkan serangan balasan ke Iran usai pekan lalu diserbu rudal dan drone dari Iran. Juru bicara antariksa Iran mengatakan bahwa sejumlah drone kcil telah ditembak jatuh tapi dia tidak menjelaskan soal drone tersebut. Nah, berikut negara yang mendukung Iran selengkapnya. 

Lebanon

VIVA Militer: Roket Katyusha milisi Hizbullah Lebanon

VIVA Militer: Roket Katyusha milisi Hizbullah Lebanon

Photo :
  • timesofisrael.com

Lebanon menunjukkan hubungannya dengan Iran melalui Hizbullah, sebuah organisasi proksi syiah yang didukung oleh Garda Revolusi Iran (IRGC). Sejak tahun 1982, Hizbullah telah berfungsi sebagai kekuatan politik dan militer yang berkolaborasi erat dengan IRGC.

Mereka juga memiliki pengaruh dominan di Lebanon dan sering mengklaim diri sebagai bagian integral dari negara tersebut. Menurut laporan intelijen Israel, gudang senjata Hizbullah dilaporkan memiliki lebih dari 70 ribu roket dan rudal. Hal ini menjelaskan mengapa Hizbullah dianggap sebagai garda depan dalam melindungi kepentingan Teheran.

Suriah

VIVA Militer: Pasukan Tentara Arab Suriah (SAA)

Photo :
  • Al Waght

Berdasarkan laporan dari Strait Times, Suriah merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang dianggap sebagai sekutu bagi Iran. Namun, bantuan dari pemerintahan Presiden Bashar al-Assad tidak dapat diandalkan oleh Iran. 

Hal ini karena masih berjuang untuk menguasai seluruh wilayah setelah mengalami perang saudara pada tahun 2011. Hubungan antara Suriah dan Iran diakui sebagai "kemitraan terdekat" karena keduanya telah menjalin hubungan strategis dalam bidang pertahanan dan politik.

VIVA Militer: Pasukan lintas udara Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF)

Photo :
  • csis.org

Rusia dan Iran telah menjalin kemitraan yang kuat dalam konflik di berbagai wilayah seperti Suriah, Irak, dan bahkan Afghanistan. Berdasarkan laporan dari ABC, hubungan bilateral antara keduanya awalnya dimulai sebagai kerjasama di bidang intelijen.

Seiring berjalannya waktu, kerjasama mereka juga meluas ke sektor ekonomi. Namun, ada kemungkinan bahwa konflik antara Rusia dan Ukraina akan menghambat kemampuan Rusia untuk memberikan dukungan lebih lanjut.

Irak

VIVA Militer : Tentara Irak Serbu Markas Kataib Hizbullah

Photo :
  • twitter.com

Sebagai dua negara dengan mayoritas penduduknya menganut agama Islam Syiah, Irak dan Iran telah membangun ikatan yang kuat di antara mereka. Kerjasama erat ini telah terbentuk sejak Irak mengalami perubahan besar setelah invasi AS pada tahun 2003 dan kejatuhan rezim Saddam Hussein.

Kerjasama antara Irak dan Iran tidak hanya terbatas pada bidang politik, tetapi juga mencakup kerjasama dalam hal pertahanan. Hal ini dapat dilihat dari kehadiran milisi-milisi pro-Iran yang berperan bagian dari aparat keamanan di Irak.

VIVA Militer: Kendaraan lapis baja militer China

Photo :
  • insider.com

Keterkaitan antara China dan Iran telah terjalin sejak era yang telah lama berlalu. Persahabatan ini memiliki akar yang dalam karena Iran pernah menjadi bagian penting dari jalur perdagangan kuno yang terkenal dengan sebutan 'jalur sutra'. Ikatan antara Iran dan China semakin menguat setelah keduanya sepakat untuk menjalin kerja sama yang kuat selama 25 tahun ke depan.

Perjanjian tersebut mencakup berbagai aspek penting seperti politik, pertahanan, dan ekonomi. Bagi China, Iran bukan sekadar mitra perdagangan biasa, melainkan sebuah kesempatan untuk memperluas pengaruh politiknya, terutama di kawasan yang dipengaruhi oleh kehadiran kuat Amerika Serikat di Timur Tengah.

"China mungkin mendukung Iran di PBB dengan memberikan suara menentang resolusi Dewan Keamanan, sanksi atau izin untuk menggunakan kekuatan dari pihak AS. Tetapi mereka tidak ingin secara terang-terangan menyatakan bahwa mereka mendukung Iran," kata Wakefield.