5 Bulan Agresi Brutal Zionis Israel di Gaza Palestina, Segini Jumlah Korban Jiwa
- middleeastmonitor.com
Gaza – Israel terus melancarkan serangan ke Jalur Gaza, Palestina, dan Tepi Barat sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023.
Berarti pada Kamis, 7 Maret 2024 lalu , agresi Israel yang telah berlangsung selama lima bulan telah menyebabkan kematian 31.000 warga Palestina dan melukai 76.000 lainnya.
Dilansir dari Al jazeera, Kamis, 15 Maret 2024, Menurut laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), sebanyak 30.631 korban jiwa terjadi di Jalur Gaza, sedangkan 422 lainnya tercatat di Tepi Barat. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya.
Rincian korban meliputi 8.900 perempuan, 13.430 anak-anak, dan juga termasuk ratusan tenaga profesional, seperti 364 tenaga kesehatan, 246 pendidik, dan 132 jurnalis.
Selama lima bulan terakhir, sebanyak 76.693 warga Palestina mengalami luka-luka akibat serangan Israel, sementara 7.800 di antaranya dilaporkan hilang. Dampak yang luas dan tragis ini merupakan hasil dari konflik yang terus berlangsung di wilayah tersebut.
Menggarisbawahi hal ini, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menekankan perlunya perlindungan terhadap kehidupan dan kesehatan anak-anak di Gaza.
Ia menyatakan bahwa Swedia telah melakukan negosiasi dengan Kementerian Luar Negeri Israel dan beberapa negara anggota Uni Eropa untuk meningkatkan akses pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Perlindungan terhadap kehidupan dan kesehatan anak-anak di Gaza adalah prioritas. Swedia telah memulai pembicaraan dengan Kementerian Luar Negeri Israel, beberapa negara anggota Uni Eropa, dan mitra lainnya untuk mengupayakan peningkatan akses kemanusiaan ke Gaza," ujar Kristersson melalui akun media sosialnya.
Di samping itu, ActionAid International melaporkan bahwa di Jalur Gaza, perempuan harus menghadapi risiko melahirkan bayi yang meninggal karena kelaparan yang meningkat dan kegagalan operasi kemanusiaan.
Sistem kemanusiaan berada di ambang kehancuran di tengah ancaman serangan di Rafah, dengan seperempat penduduk Gaza mengalami kelaparan akut dan lebih dari selusin anak meninggal karena kekurangan gizi di bagian utara wilayah tersebut.
Direktur Rumah Sakit Al-Awda Dokter Mohammed Salha mengatakan Al-Awda merupakan satu-satunya rumah sakit dengan layanan bersalin di Gaza utara saat ini. Rumah sakit itu mendapat pasokan bahan bakar dari WHO 2 hari lalu yang cukup untuk bertahan selama dua minggu.