AS Ucapkan Selamat Ramadan, Sebut Tahun Ini Banyak Kesengsaraan Bagi Umat Islam

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken.
Sumber :
  • AP-Yonhap

Washington – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengucapkan Ramadhan Kareem kepada 1,8 miliar umat Islam di dunia, pada Selasa, 12 Maret 2024. Namun, ia mengakui bahwa bagi banyak umat beriman, bulan puasa terasa berbeda tahun ini.

“Tahun ini, musim perdamaian datang di saat konflik dan penderitaan bagi banyak komunitas Muslim, termasuk Uighur di Xinjiang, Rohingya di Burma dan Bangladesh, serta warga Palestina di Gaza,” kata Blinken dalam sebuah pernyataan, dikutip dari ANews, 13 Maret 2024.

“Kepedihan ini sangat dirasakan oleh umat Islam di seluruh dunia, sehingga tahun ini Ramadhan terasa berbeda. Situasi kemanusiaan di Gaza sangat memilukan,” tambahnya.

Situasi Salat Tarawih di Times Square New York AS

Photo :
  • tvOne/Yanri Subekti

Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 31.100 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, dan lebih dari 72.700 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza, menyebabkan penduduknya, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 27 korban meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Gaza akibat blokade Israel.

Permusuhan terus berlanjut dan Israel terus membatasi aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina.

AS juga mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui udara pada 2 Maret 2024, dan berencana untuk mendirikan dermaga sementara di pantai Gaza untuk memfasilitasi pengiriman bantuan. Namun, diperkirakan akan memakan waktu hingga dua bulan untuk menyelesaikannya.

VIVA Militer: Pengungsi Gaza di depan puing masjid di Deir al-Balah

Photo :
  • aljazeera.com

Blinken mengatakan AS akan terus bekerja tanpa henti untuk segera mewujudkan gencatan senjata yang segera dan berkelanjutan, setidaknya selama enam minggu sebagai imbalan atas pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

"Kami juga akan terus mengupayakan solusi dua negara untuk memastikan Palestina dan Israel berbagi kebebasan, martabat, keamanan, dan kemakmuran yang setara. Perdamaian adalah mungkin, perlu, dan mendesak,” pungkasnya.