PM Peru Mengundurkan Diri Buntut Skandal Wanita Simpanan

Peru – Perdana Menteri Peru, Alberto Otarola, mengundurkan diri dari jabatannya atas dugaan bahwa dirinya berusaha menggunakan kekuasaan untuk membantu seorang perempuan mendapatkan kontrak pemerintah yang menguntungkan.

Skandal ini meningkat minggu lalu ketika sebuah stasiun TV Peru menayangkan klip audio percakapan antara Alberto dan wanita tersebut. Meski demikian, Alberto membantah tuduhan itu.

Melansir dari BBC Internasional, Rabu, 6 Maret 2024, investigasi formal telah diluncurkan atas tuduhan tersebut.

Menurut program Panorama, yang pertama kali menayangkan klip tersebut pada akhir pekan, wanita yang terdengar berbicara dengan Alberto adalah Yazire Pinedo.

Pinedo dilaporkan dianugerahi dua kontrak untuk pekerjaan di kementerian pertahanan pada tahun 2023 yang menghasilkan total US$14.000 atau setara dengan Rp220,1 miliar.

Sementara Alberto saat itu masih menjabat sebagai menteri pertahanan Peru hingga akhir tahun 2022, ketika Presiden Dina Boluarte mulai menjabat dan dia dipromosikan.

Dalam klip audio tersebut, Alberto terdengar menyatakan cintanya kepada wanita tersebut dan memintanya untuk mengirimkan CV-nya.

Pernyataan tersebut nampaknya bertentangan dengan pernyataan yang dia buat sebelum pembebasan mereka, bahwa dia hanya bertemu dengan Pinedo sekali dalam sebuah pertemuan.

Dia mengatakan kepada penyiar Peru Canal N bahwa dia sebelumnya memiliki hubungan singkat dengannya.

Keduanya mengatakan rekaman audio tersebut berasal dari percakapan pada tahun 2021, sebelum Alberto menjadi menteri kabinet.

Namun, Presiden Boluarte justru meminta dia kembali lebih awal dari kunjungan resminya ke Kanada, dan pengunduran dirinya pun menyusul.

"Mereka yang selalu menginginkan saya keluar dari pemerintahan, bahkan tidak ragu-ragu untuk mengedit audio dengan tujuan terselubung untuk menodai citra saya," kata Alberto dalam pidato pengunduran dirinya.

Di antara orang-orang yang dia tuduh menjadi bagian dari rencana untuk mempermalukannya adalah mantan Perdana Menteri Martin Vizcarra.

Menurut undang-undang Peru, seluruh 18 anggota kabinet Peru harus mengikuti jejak Alberto dan menyerahkan pengunduran diri mereka, namun presiden mempunyai pilihan untuk memilih kembali mereka jika dia mau.

Pemerintahan Peru tidak asing dengan perombakan kabinet, Boluarte juga telah memerintahkan beberapa perombakan kabinet sejak mengambil alih kekuasaan dalam upayanya untuk meredam oposisi terhadap kepemimpinannya.