Keji! Tentara Israel Tembaki Warga Palestina saat Tunggu Bantuan Kemanusiaan, 112 Orang Tewas

Gaza – Jumlah korban tewas warga Palestina yang dibunuh oleh tentara Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan pada Kamis pagi, 29 Februari 2024, meningkat menjadi 112 orang dan kemungkinan akan terus bertambah. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut.

Juru bicara kementerian kesehatan, Ashraf al-Qudra mengatakan banyak dari korban luka berada dalam kondisi kritis karena mereka terkena tembakan di bagian tubuh.

Saat berbicara kepada Anadolu, kepala Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza, Ismail Thawabteh, menyebut insiden mematikan itu sebagai “pembantaian tepung.”

"Para martir pembantaian tepung itu tewas akibat tertembak langsung peluru Israel,” kata Thawabteh, dikutip dari ANews, Jumat, 1 Maret 2024.

Dia menambahkan bahwa tentara Israel telah mengetahui sebelumnya bahwa warga Palestina akan tiba di wilayah tersebut untuk menerima bantuan makanan.

Thawabteh juga menuduh Israel mengarang tuduhan atas insiden tersebut.

“Pendudukan (Israel) mempraktikkan disinformasi, dan mencoba menghindari tanggung jawab atas pembantaian keji yang dilakukannya.”

Sementara itu, tentara Israel mengklaim bahwa korban jiwa terjadi akibat terinjak-injak dan ditabrak oleh truk bantuan.

Dikatakan bahwa penyelidikan awal menemukan bahwa beberapa warga Palestina mendekati pos pemeriksaan militer Israel yang mengawasi masuknya truk bantuan, dan tentara melepaskan tembakan peringatan serta menembaki kaki warga Palestina yang terus bergerak ke arah pasukan.

Insiden itu terjadi saat fajar pada hari Kamis ketika ratusan warga Palestina sedang menunggu untuk menerima bantuan di dekat daerah bundaran al-Nablusi, selatan Kota Gaza, menurut saksi mata.

Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.

Sementara itu, setidaknya 30.035 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 70.457 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.