Minimnya Bantuan, 1 dari 5 Ibu Hamil Mengalami Kekurangan Gizi di Klinik Gaza
- UNICEF
GAZA –Para dokter mengumumkan bahwa satu dari lima wanita hamil yang dirawat di sebuah klinik di Gaza tengah mengalami kekurangan gizi karena kekurangan bahan makanan dan pasokan medis, hal itu menyebabkan rumah sakit terakhir yang beroperasi di jalur utara harus ditutup.
“Setiap hari kami melihat perempuan dan anak-anak datang ke klinik kami karena menderita kekurangan gizi akut,” kata Dr. Maram, direktur medis Project Hope.
Organisasi nirlaba tersebut mengatakan 21 persen wanita hamil yang dirawat di klinik Deir al Balah dalam tiga minggu hingga 24 Februari mengalami kekurangan gizi, dan 1 dari 10 anak yang diperiksa oleh dokter menderita kekurangan gizi.
“Ketika penyakit menular menyebar melalui daerah padat penduduk dan makanan menjadi semakin langka, kita akan melihat semakin banyak orang yang mengalami kelaparan termasuk petugas kesehatan yang berusaha membantu. Saya khawatir setiap hari tidak akan menemukan apa pun untuk dimakan,” kata Dr. Maram.
Hanya sejumlah kecil bantuan yang sampai ke Gaza, bahkan setelah PBB memperingatkan adanya kantong kelaparan yang meluas di wilayah tersebut.
Selama sebulan terakhir, pengiriman bantuan telah menurun sekitar setengah dari tingkat bulan Januari, menjadi rata-rata kurang dari 100 truk per hari.
PBB mengatakan jumlah truk tersebut jauh dari kebutuhan 500 truk setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Proyeksi PBB menunjukkan bahwa satu dari empat rumah tangga di Gaza, atau lebih dari setengah juta orang menghadapi situasi mengerikan yang ditandai dengan kekurangan pangan, kelaparan dan kehabisan energi.
Dua anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara, otoritas kesehatan setempat melaporkan pada 27 Februari 2024.
Rumah sakit dan staf medis juga sangat terpukul oleh pembatasan bantuan. Rumah Sakit Al-Awda di Jabalia, Gaza utara, dilaporkan menghentikan layanan medis pada hari Rabu karena kekurangan bahan bakar dan pasokan medis.
Ini adalah rumah sakit terakhir yang beroperasi di wilayah tersebut dan salah satu pejabat utamanya, Dr Muhammad Salha, mengatakan penutupannya akan menyebabkan kekurangan layanan kesehatan dasar oleh semua rumah sakit di utara, Al Jazeera melaporkan.
Kebakaran juga terjadi di Rumah Sakit Nasser pada hari Rabu setelah pemboman Israel. Rumah sakit terbesar di Gaza selatan tidak lagi beroperasi tetapi masih menampung 120 pasien yang menunggu evakuasi medis. Dibutuhkan perbaikan segera untuk memulihkan listrik dan air mengalir serta mengelola air limbah dan pembuangan limbah padat.