Fatal! PM Kanada Justin Trudeau Malah Bela Putin Saat Pidato Tentang Perang Rusia-Ukraina
- CTV News
VIVA Dunia – Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah membuat kesalahan agak fatal saat pidato membahas mengenai perang Rusia Ukraina yang kini tengah berlangsung.
PM Kanada Justin Tredeau pada hari Senin mendesak negara-negara NATO untuk meningkatkan belanja militer mereka dan mengirim lebih banyak senjata dan amunisi ke Ukraina.
Kesalahan itu terjadi ketika Trudeau berpidato di konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk dan Presiden Andrzej Duda, keduanya merupakan pendukung vokal Ukraina, di Warsawa. “Kita tahu bahwa Rusia harus memenangkan perang ini,” kata Trudeau yang langsung mendapat tatapan heran dari hadirin, melansir WION, Rabu, 28 Februari 2024.
Tak lama, ia pun mengulangi perkataannya. “Maaf, Ukraina harus memenangkan perang melawan Rusia ini,” sambar Trudeau, sebelum segera meminta maaf atas kesalahan bicaranya.
PM Kanada baru-baru ini mengunjungi Ukraina dan mengumumkan dukungan keuangan senilai hampir $3 miliar atau Rp untuk negara yang dilanda perang tersebut.
Pengguna media sosial dengan cepat menanggapi kesalahan Trudeau yang memalukan. “Ia seperti Joe Biden dari Kanada. Namun wajar Biden bebruat salah karena ia berusia 81 tahun. Apa alasan Trudeau?” salah satu komentator memposting di X.
“Justin Trudeau kembali melakukan perjalanan luar negeri untuk mendidik dunia dengan kebijaksanaan dan keahlian berbicaranya. Hanya bercanda,” tulis netizen lainnya dalam unggahan di X.
Banyak pula yang berpendapat bahwa komentar Trudeau itu bisa membantu Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membuat propaganda. “Justin Trudeau baru saja memberikan kemenangan propaganda BESAR kepada Vladimir Putin dengan secara keliru mengatakan ‘Rusia harus memenangkan perang ini,” kata salah satu pengguna media sosial.
Baik Kanada maupun Polandia telah mendukung Ukraina ketika pertempuran negara tersebut dengan militer Putin memasuki tahun ketiga. Menipisnya persediaan senjata, amunisi, dan perbekalan lainnya di tentara Ukraina memicu permohonan bantuan mendesak dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kepada negara-negara lain, termasuk AS.