Presiden Rusia Putin Ancam NATO Jika Ukraina Gabung: Nuklir Kami Salah Satu Terkuat
- brookings.edu
Rusia – Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengeluarkan peringatan keras yang menyoroti konsekuensi serius yang bisa timbul jika Ukraina, yang terlibat dalam konflik selama bertahun-tahun dengan Rusia, berupaya merebut kembali wilayah sengketa Krimea dengan cara militer setelah bergabung dengan NATO.
"Saya akan menekankan sekali lagi. Saya ingin kalian semua mendengarnya, dan sampaikan pada semua orang melalui media cetak, TV dan Online," ujar Putin dalam pidatonya di Rusia, melansir BNN Breaking, Selasa, 27 Februari 2024.
"Jika Ukraina bergabung dengan NATO dan mencoba mengambil kembali Krimea (dalam basis militer), maka otomatis negara-negara Eropa akan terseret konflik perang dengan Rusia, dan tentu saja potensi NATO dan Rusia tidak sebanding,"
"Namun, harus diingat Rusia adalah salah satu negara dengan nuklir terkemuka," lanjut Putin.
Pernyataan Putin yang berapi-api ini tidak hanya menggarisbawahi rapuhnya perdamaian di dua negara bekas Uni Soviet, namun juga implikasi yang lebih luas terhadap keamanan global.
Aspirasi Ukraina untuk bergabung dengan NATO telah menjadi bahan perdebatan sengit dan sumber perselisihan dalam hubungan yang sudah tegang antara Barat dan Rusia.
Konflik yang sedang berlangsung ini, yang sudah memasuki tahun ketiga, tidak hanya menghancurkan kawasan ini tetapi juga menimbulkan tantangan besar bagi perdamaian dan keamanan internasional.
Kompleksitas situasi ini bermacam-macam, melibatkan kemampuan militer, tujuan strategis, dan potensi risiko perang berkepanjangan yang dapat melibatkan negara-negara anggota NATO secara langsung.