Aksi Protes Ekstrim! Pria AS Bakar Diri di Depan Kedubes Israel
- New York Post
VIVA – Seorang anggota Angkatan Udara AS berada dalam kondisi kritis setelah membakar dirinya di luar Kedutaan Besar Israel di Washington, DC pada Minggu 25 Februari 2024 sore.
Sebuah video yang disiarkan langsung di media sosial menunjukkan seorang anggota yang diduga Angkatan Udara berseragam tengah berdiri di luar gerbang kedutaan dan mengaku bahwa dirinya sebagai anggota Angkatan Udara AS, dilansir dari New York Post.
“Saya tidak akan lagi terlibat dalam genosida [di Gaza]. Saya akan melakukan aksi protes ekstrim, Free Palestine, “ kata pria tersebut sebelum membakar dirinya.
Satu orang berusaha menyemprot pria tersebut dengan alat pemadam api, sementara yang lain tampak mengeluarkan senjata.
Angkatan Udara mengatakan tidak dapat memverifikasi laporan bahwa pria tersebut masih bertugas aktif. Sementara Departemen Kepolisian Metropolitan (MPD) dan DC Fire dan EMS menolak mengomentari pengakuan tersebut.
Petugas pertolongan pertama dikirim ke lokasi kejadian sekitar jam 1 siang. Pada saat petugas pertolongan pertama tiba, api telah dipadamkan oleh anggota Dinas Rahasia AS, ditambah dengan petugas pemadam kebakaran.
Kini, pria tersebut dilarikan ke rumah sakit setempat dengan luka yang hampir mengancam nyawanya. Menurut kabar yang beredar, pria tersebut masih hidup dalam kondisi kritis.
Sementara itu, tidak ada staf kedutaan yang terluka dalam kebakaran tersebut, kata Kementerian Luar Negeri Israel.
Rekaman sebelumnya menunjukkan mobil pemadam kebakaran dan tim pembuangan limbah berbahaya lainnya tiba di lokasi kejadian untuk memeriksa mobil pria tersebut menurut seorang jurnalis independen Andrew Leyden di X.
Kendaraan itu kemudian dilepaskan dan pihak berwenang memutuskan tidak ada ancaman yang nyata.
Menurut FOX5, David Kaplan melalui media sosial X, beberapa jam setelah kejadian, tampaknya masih ada bekas luka bakar di trotoar luar kedutaan.
Insiden itu terjadi setelah berbulan-bulan ketegangan politik mengenai teroris Hamas sejak 7 Oktober saat serangan dan operasi darat Israel terjadi di Jalur Gaza.