Islamofobia di Swedia, Masjid Dicoret-coret Bertuliskan Pesan Ancaman
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Stockholm – Sebuah masjid di ibu kota Swedia, Stockholm, menjadi sasaran serangan Islamofobia selama lebih dari setahun, dengan insiden terbaru terjadi pada Rabu, 21 Februari 2024, ketika umat Muslim membaca grafiti di dinding masjid dengan tanda Swastika dan pesan ancaman "bunuh Muslim".
Masjid Stockholm di distrik Sodermalm di ibu kota telah menjadi sasaran kejahatan rasial untuk kedua kalinya pada minggu ini.
Ini hanyalah salah satu dari beberapa ancaman dan kejahatan kebencian yang menargetkan umat Islam selama setahun terakhir.
Pada Selasa, 20 Februari 2024, pelaku juga mencoret-coret grafiti dengan tanda Swastika dan pesan ancaman, bertuliskan "pulanglah" yang terukir di pintu, kata pengelola masjid dalam sebuah postingan di situsnya.
Mohamed Amin, anggota komite Masjid Stockholm, mengatakan bahwa pihaknya telah memasang pelindung untuk melindungi situs suci tersebut.
"Kita segera memasang jeruji di depan jendela untuk melindungi (tempat ini), walaupun terlihat seperti di penjara," kata Amin, dikutip dari ANews, Jumat, 23 Februari 2024.
Pemerintah juga membagikan foto-foto kaca jendela yang dipecahkan oleh para pelaku sebelum mereka meninggalkan lokasi masjid.
Beberapa minggu yang lalu, sebuah surat berisi zat seperti bubuk dikirim ke masjid, dan sebuah bom palsu juga dilaporkan ditempatkan di pintu masuk utama.
Masjid tersebut sebelumnya menjadi sasaran coretan pada bulan November.
“Ancaman terhadap masjid-masjid kita harus ditanggapi dengan lebih serius,” kata jemaah masjid Asosiasi Islam Stockholm dalam sebuah pernyataan.
Mereka juga mengutuk serangan rasis, sekaligus mendesak pihak berwenang untuk mengambil tindakan terhadap kejahatan rasial yang menargetkan umat Islam.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah insiden hari Selasa, asosiasi tersebut mendesak para politisi Swedia untuk memprioritaskan keselamatan komunitas Muslim di negara tersebut, dan mengatakan bahwa keselamatan Muslim Swedia pada umumnya dan masjid pada khususnya harus menjadi agenda politik yang lebih tinggi.
"Kita menyaksikan meningkatnya gambaran ancaman terhadap masjid dan hal ini pada dasarnya berakar pada rasisme anti-Muslim yang telah mendapat pijakan dalam perdebatan media dan wacana politik," ucap Asosiasi Islam Stockholm.
"Inilah saat yang tepat untuk memprioritaskan kejahatan rasial ini sehingga kita bisa merasa aman dan menikmati kebebasan beragama," pungkasnya.