Afrika Selatan Akan Adakan Pemilu Pada 29 Mei Mendatang
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Johannesburg – Afrika Selatan akan menyelenggarakan pemilihan umum tingkat nasional dan provinsi pada 29 Mei 2024 mendatang, bertepatan dengan perayaan 30 tahun kebebasan dan demokrasi di negara tersebut, menurut kantor kepresidenan pada Selasa malam, 20 Februari 2024.
Kantor Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan dia telah bertemu dengan sembilan perdana menteri dan Komisi Pemilihan Umum Independen untuk membahas kesiapan pemilihan umum.
“Selain memenuhi kewajiban konstitusional kita, pemilu mendatang ini juga merupakan perayaan perjalanan demokrasi kita dan penentuan masa depan yang kita semua dambakan,'' kata Ramaphosa, dikutip dari The Sundaily, Kamis, 22 Februari 2024.
Sebagai informasi, Afrika Selatan memperoleh kebebasannya pada tahun 1994 setelah berakhirnya sistem apartheid yang menindas rasial, yang juga memisahkan dan mempermalukan orang kulit hitam dan non-kulit putih selama beberapa dekade.
Negara ini mengadakan pemilu demokratis pertamanya pada tahun 1994, dan memilih Nelson Mandela sebagai presiden kulit hitam pertama yang terpilih secara demokratis.
Ramaphosa, pembawa bendera partai Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa sejak tahun 1994, menghadapi persaingan ketat dari oposisi yang dapat mengurangi mayoritas partainya di parlemen.
Pesaing utama ANC termasuk Aliansi Demokratik, partai politik terbesar kedua di parlemen, dan Pejuang Kemerdekaan Ekonomi, partai terbesar ketiga, yang keduanya telah meluncurkan manifesto pemilu mereka.
Menurut para ahli, ancaman terbaru ANC adalah partai Umkhonto We Sizwe yang baru dibentuk dan didukung oleh mantan Presiden Jacob Zuma, yang baru-baru ini mengumumkan bahwa dia tidak akan memilih ANC.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh Social Research Foundation awal bulan ini menunjukkan bahwa Umkhonto We Sizwe bisa memperoleh hingga 24 persen suara di provinsi asal Zuma, KwaZulu-Natal, yang merupakan provinsi terpadat kedua di Afrika Selatan.