Bukan Hanya di Indonesia, Joe Biden Juga Lakukan Kampanye Lewat TikTok untuk Pilpres AS
- newrepublic.com
Amerika Serikat – TikTok dan pemilih muda tidak dapat dipisahkan, para capres pun mulai bermain TikTok untuk menarik perhatian para pemilih muda. Tidak hanya di Indonesia, ternyata di AS juga. Presiden Amerika Serikat Joe Biden kini resmi bergabung dengan platform TikTok.
Biden maju lagi dalam pemilihan umum presiden pada November 2024. Ia kemungkinan akan menghadapi Donald Trump, presiden pendahulunya yang dia taklukkan pada pemilu presiden 2020, dari Partai Republik.
Di lansir dari BBC, Selasa, 13 Februari 2024, survei menunjukkan bahwa para pemilih muda, yang cenderung menganggap Biden terlalu pro Israel, menjadi tidak puas dengan cara Biden menangani perang di Gaza.
Hal yang paling mengkhawatirkan bagi para ahli strategi Partai Demokrat, beberapa survei menunjukkan Biden tertinggal dari pesaingnya, mantan Presiden Donald Trump, yang berusia 77 tahun, di kalangan pemilih muda. Tim kampanye Biden tampaknya sangat menyadari masalah ini
Kampanye Biden pada tahun 2024 diharapkan dapat menghidupkan kembali rekor tingginya jumlah pemilih muda yang membantunya meraih kemenangan dalam pemilu terakhir.
Sekitar 50% dari blok tersebut memberikan suara pada tahun 2020, menurut Pusat Informasi dan Penelitian Pembelajaran serta Keterlibatan Kewarganegaraan di Universitas Tufts, mencapai 65% pemilih berusia 18 hingga 24 tahun memberikan suara mereka untuk presiden dari Partai Demokrat.
Laki-laki yang berusia 81 tahun ini, menjadi kekhawatiran utama bagi para pemilih dari segala usia. Jejak pendapat menunjukkan, sekitar 75% dari mereka yang diperkirakan akan memberikan suara pada bulan November percaya bahwa ia terlalu tua untuk menjabat.
Penasihat kampanye Biden dalam pernyataan menyebut tim Biden bersikukuh akan menemui para pemilih di mana pun, termasuk dari aplikasi media sosial lain seperti Instagram bahkan aplikasi milik mantan Presiden AS Donald Trump.
Tim kampanye AS mengatakan TikTok Biden tidak akan di jalankan oleh presiden sendiri, namun oleh tim kampanyenya. Penggunaan Tiktok oleh Biden membuat Biro Investigasi Federal AS dan Komisi Komunikasi Federal bereaksi. Mereka mengingatkan tentang aspek keamanan dan peretasan data pribadi.
Peluncuran akun TikTok Presiden Biden, disorot karena aplikasi milik China tersebut masih dalam peninjauan pemerintah AS terkait isu keamanan nasional. Sebelumnya, sejumlah anggota parlemen AS sempat menyerukan agar warga AS tidak menggunakan TikTok karena khawatir pemerintah China dapat mengakses data pengguna dan mempengaruhi apa yang dilihat orang dalam aplikasi tersebut.
Tahun lalu, pemerintah AS di bawah Biden meminta badan-badan pemerintahan menghapus aplikasi TikTok instansi resmi. Padahal TikTok sudah membantah mencuri data pengguna dan berupaya melindungi privasi pada penggunanya.