Israel Sengaja Gunakan Kelaparan Sebagai Senjata Perang di Gaza
- VIVA.co.id/Natania Longdong
Gaza – Pelapor khusus PBB, Michael Fakhri, mengatakan bahwa Israel telah menggunakan kekuatan yang tidak proporsional terhadap warga sipil dan menggunakan kelaparan sebagai senjata mereka dalam serangannya di Gaza sejak Oktober lalu.
“Israel jelas dan sistematis menghalangi akses pangan bagi seluruh warga sipil di Gaza,” kata Fakhri, dikutip dari ANews, Rabu, 7 Februari 2024.
“Tim kemanusiaan PBB melaporkan bahwa hampir tidak mungkin menjangkau semua orang yang membutuhkan makanan dan air di Gaza karena terhambatnya bantuan kemanusiaan Israel,” tambahnya.
Ia juga menyoroti blokade makanan dan air yang masuk ke Gaza oleh Israel telah menyebabkan kelaparan di wilayah tersebut. Data terbaru PBB menunjukkan sekitar seperempat penduduk Gaza menderita kelaparan, sementara sisanya kekurangan gizi, kata Fakhri.
Fakhri menegaskan bahwa tidak ada wilayah konflik lain yang akses terhadap air bersih dan pangan sangat sulit.
“Israel menghancurkan sistem pangan Gaza dan menggunakan makanan sebagai senjata melawan rakyat Palestina,” katanya.
“Kita tahu bahwa 2,2 juta orang di Gaza kelaparan. Kita belum pernah melihat begitu banyak orang yang benar-benar kekurangan makanan sebelumnya,” Fakhri memperingatkan.
Fakhri kemudian mengatakan serangan selama empat bulan yang dilakukan Israel sengaja menargetkan infrastruktur sipil, rumah sakit, dan toko roti. Dia menggarisbawahi bahwa tindakan Israel yang menghalangi akses warga Gaza terhadap makanan adalah kejahatan perang yang sesungguhnya.
“Israel telah membuat Gaza tidak bisa dihuni. Ini jelas merupakan kejahatan perang karena terjadi serangan yang tidak pandang bulu dan tidak proporsional terhadap sasaran sipil,” ujarnya.
Sebagai informasi, Israel melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 warga Israel.
Sementara itu, setidaknya 27.585 warga Palestina telah tewas dan 66.978 lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong tersebut.
Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.