Solidaritas Palestina, 3 Paslon Capres Cawapres Diminta Berani Serukan Boikot Produk Israel

Gerakan Boikot Produk Israel (Doc: Natania Longdong)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Jakarta – Tiga pasangan capres cawapres yang jadi kontestan Pilpres 2024 diminta berkomitmen dalam perjuangkan kemerdekaan Palestina dari jajahan Zionis Israel. Salah satunya tiga paslon itu bisa mendorong boikot produk yang terafiliasi dengan Israel.

Demikian dibahas dalam diskusi yang diinisiasi Organisasi Gerakan Kebangkitan Produk Nasional (Gerbang Pronas) dan Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI).

Ketua Gerbang Pronas, Fuad Adnan menyampaikan selain bentuk solidaritas dengan Palestina, komitmen boikot produk sebagai jalan mendorong produk nasional berkembang dan menjadi tuan di negeri sendiri.

“Kami mendesak capres-cawapres untuk terus menjaga komitmen memboikot produk terafiliasi Israel," kata Fuad Adnan dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat, 2 Februari 2024.

Dia menyampaikan sikap dan tindakan itu mewakili kepentingan umat Muslim Indonesia untuk menekan Israel dan membela kepentingan Palestina. "Bagi umat Islam, tindakan ini juga bagian dari keimanan,” lanjut Fuad.

Paku Integritas Capres-Cawapres KPK

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Fuad juga pastikan agenda boikot produk terafiliasi Israel dapat jadi momentum membangkitkan penggunaan produk nasional dan UMKM.

Sebab, sebagian besar produk-produk lokal tersebut merupakan substitusi pengganti dari produk terafiliasi Israel.

Dia mengatakan dengan mendukungnya, berarti membangun peluang agar ekonomi bangsa Indonesia bisa berkembang lebih mandiri.

“Boikot ini bisa menjadi momentum untuk mendorong penggunaan produk lokal secara besar-besaran. Situasi ini tentu baik bagi perekonomian nasional agar lebih mandiri dan tidak bergantung kepada produk asing,” jelasnya.

Adapun di level global, gerakan boikot ini terbukti memukul bisnis besar pada produk-produk terafiliasi Israel seperti Starbuck.

Starbuck, penjualan global raksasa gerai kopi dunia tersebut dilaporkan anjlok US$ 12 miliar atau setara dengan Rp187,6 triliun, sebuah angka yang sangat signifikan.

Sementara, bagi Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), sikap dan dukungan capres cawapres atas aksi boikot tersebut juga jadi penentu nasib Palestina.

Alasannya, tekanan atas kejahatan Israel tak akan berefek dahsyat bila dukungan terhadap aksi boikot tak diserukan oleh para pemimpin Indonesia tersebut.

“Boikot produk terafiliasi Israel ini adalah selemah-lemahnya perjuangan umat muslim di Indonesia. Karena itu, aksi ini semestinya mendapat dukungan dari seluruh umat muslim Indonesia," jelas Direktur Eksekutif YKMI, Ahmad Himawan.

"Termasuk para capres-cawapres tersebut. Mereka harus ikut berjuang membela dan mendukung Palestina merdeka,” ujar Himawan  

Menurutnya, aksi boikot ini harus terus berlangsung. Maka itu, komitmen capres-cawapres menjadi sangat penting diketahui masyarakat. Ia menuturkan sebagai masyarakat muslim, diyakini cinta tanah air adalah sebagian dari iman.

"Oleh karenanya kami yakin dengan gerakan boikot terhadap produk asing yang terafiliasi Israel dan dengan  mendorong masyarakat muslim untuk menggantinya ke produk lokal adalah sumbangsih kami sebagai umat muslim." tutur Ahmad.

Berikut 4 tuntutan konsumen muslim Indonesia:

1. Sebagai masyarakat muslim, kami percaya bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman. Salah satunya tentu dengan melakukan aksi pemboikotan produk asing yang terafiliasi israel.

2. Kami menyuarakan tuntutan ini agar bangsa Indonesia lebih berdikari dalam bidang ekonomi dan tidak bergantung pada produk asing yang jelas-jelas memiliki afiliasi dengan Israel.

3. Karena itu, kami mendorong pasangan Capres-Cawapres untuk ikut menyuarakan seruan aksi boikot ini agar masyarakat terus melakukannya dan berdampak pada pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih kuat.

4. Masyarakat Indonesia tidak boleh dibodohi produk-produk asing dengan mengaku sebagai produk nasional melalui iklan-iklan yang tersebar masif di televisi maupun sosial media dan mengambil simpati konsumen Indonesia dengan memberikan berbagai bantuan. Padahal, jelas sekali produk tersebut saham kepemilikannya milik asing yang terafiliasi dengan Israel.