5 Dalih yang Dipakai Israel untuk Tolak Two State Solution dengan Palestina
- washingtoninstitute.org
Jakarta – Konflik yang terjadi di Gaza antara Israel dan Palestina telah menyita perhatian dunia, termasuk Indonesia. Berbagai seruan pun digaungkan oleh banyak pihak untuk menyelesaikan konflik yang telah memakan ribuan korban jiwa dari warga Palestina tersebut. Salah satunya adalah two state solution yang digaungkan Indonesia untuk konflik kedua negara tersebut.
Diketahui Israel telah berkali-kali menolak two state solution (solusi dua negara) untuk konflik berkepanjangan dengan Palestina.
Two State Solution atau Solusi Dua Negara merupakan sebuah penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel dengan cara mengakui keberadaan negara satu sama lain. adapun pembahasan mengenai bagaimana batas wilayah, dimana ibu kota, serta teknis penyelesaiannya dapat ditentukan melalui sebuah perundingan.
Melansir dari Britannica, Two State Solution mengusulkan kerangka penyelesaian konflik Israel dan Palestina dengan mendirikan dua negara untuk dua bangsa. Israel untuk bangsa Yahudi dan Palestina untuk rakyat Palestina. Berikut dalih Israel menolak Two State Solution dengan Palestina:
Deretan Dalih Israel Menolak Two State Solution
Ada lima alasan umum yang kerap disuarakan Israel dalam menolak two state solution, solusi yang mewujudkan pembentukan Negara Palestina merdeka.
1. Keamanan
Beberapa pihak di Israel khawatir bahwa pembentukan Negara Palestina yang merdeka dapat meningkatkan risiko keamanan bagi Israel. Mereka memandang bahwa tanah untuk berdirinya Negara Palestina bisa digunakan sebagai pangkalan untuk serangan terhadap Israel.
2. Perbatasan
Perbatasan yang Tidak Aman Sebagian orang di Israel mengkhawatirkan ketidakpastian dan ketidakamanan perbatasan yang mungkin muncul dengan pembentukan Negara Palestina. Mereka merasa bahwa solusi dua negara mungkin tidak menjamin kestabilan dan keamanan perbatasan yang cukup.
3. Pemukiman Yahudi di Tepi Barat
Beberapa kelompok di Israel mendukung perluasan atau pemeliharaan pemukiman Yahudi di Tepi Barat—wilayah Palestina yang diduduki setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967. Mereka percaya bahwa pemukiman tersebut merupakan bagian integral dari keberlanjutan keberadaan Negara Israel.
4. Kekhawatiran Ketidakstabilan Internal Palestina
Beberapa pihak di Israel khawatir bahwa pembentukan Negara Palestina yang merdeka mungkin menghadapi tantangan internal dan berpotensi menjadi negara yang tidak stabil, yang pada gilirannya dapat membahayakan keamanan Negara Israel.
5. Perspektif Sejarah dan Agama
Beberapa pihak di Israel mendasarkan penentangan mereka terhadap solusi dua negara pada dasar-dasar sejarah dan agama. Mereka meyakini klaim sejarah atau keberadaan sejarah Yahudi di tanah tersebut sebagai dasar untuk menolak pembentukan Negara Palestina.