Ribuan Warga India Antre Lamar Kerja jadi Kuli Bangunan di Israel, Gajinya Rp28 Juta Perbulan
- VIVA.co.id/Natania Longdong
New Delhi – Ribuan warga India berbondong-bondong tertarik pergi ke pusat rekruimen untuk melamar pekerjaan bidang konstruksi di Israel. Mereka tergiur dengan besaran gaji meski negara Zionis tersebut dalam kondisi mencekam imbas perang di Jalur Gaza, Palestina.
Para pejabat Israel saat ini berada di India untuk membuka lowongan bagi rakyat negara berjuluk Anak Benua tersebut. Israel melirik rakyat India bisa bekerja di sektor bangunan lantaran kekurangan tenaga pekerja. Pemicunya karena puluhan ribu pekerja Palestina dilarang menyeberang ke Israel akibat perang.
Para perekrut berharap menemukan pekerja dengan keterampilan di bidang konstruksi seperti pipa ledeng untuk memenuhi kekurangan tersebut.
Adapun pusat perekrutan khusus sudah didirikan Israel di negara bagian India seperti Haryana dan Uttar Pradesh. Kondisi pusat rekruitmen itu dipadati para pencari kerja dari berbagai negara bagian seperti Bihar, Rajasthan, Madhya Pradesh, dan Punjab.
“Saya putus asa mencari pekerjaan. Saya senang saya terpilih,” kata pelamar bernama Ravi yang terpilih di bidang konstruksi dikutip dari National World, pada Kamis, 1 Februari 2024.
Sementara, pelamar lainnya, Nand Lal, mengatakan besarnya peminat karena nominal gaji besar yang ditawarkan. “Saya telah mendaftar di Departemen Tenaga Kerja dan menerima panggilan untuk wawancara,” kata Nand.
“Masyarakat sadar akan perang yang sedang berlangsung. Namun, alasan utama ketertarikan mereka adalah gaji,” lanjutnya.
Jika terpilih, Lal akan mendapat gaji bulanan sebesar 1.800 dolar AS atau setara dengan Rp28,3 juta per bulan di Israel. Dia mengaku ukuran nominal gaji itu perlu waktu enam bulan didapatkan di India.
Israel dan India diketahui sudah menandatangani perjanjian tahun lalu yang mengizinkan lebih dari 40 ribu India bekerja di sektor keperawatan dan konstruksi.
Direktur Jenderal Kementerian Konstruksi dan Perumahan Israel, Yehuda Morgenstern mengatakan upaya perekrutan serupa juga akan dilakukan di China, Sri Lanka, dan Moldova.
Dia menjelaskan program mencari pekerja di India sudah dimulai sejak 23 Januari 2024. Pencarian itu dilakukan dengan tim Israel yang beranggotakan 15 orang. Mereka mengadakan tes keterampilan di Institut Pelatihan Industri di Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh di India Utara.
Tes keterampilan diperlukan untuk sektor kontruksi bangunan seperti pertukangan kayu hingga pasangan bata.
“Para pekerja diseleksi di empat bidang, plesteran, pembengkokan batangan, pertukangan kayu, dan pasangan bata,” ujar Raj Kumar Yadav, kepala lembaga tersebut.
Yadav mengatakan, sejauh ini sudah ada sekitar 2.400 orang yang mendaftar. Lalu, hampir 1.700 orang telah terpilih. “Pelamar mendaftar melalui Departemen Tenaga Kerja, dan kami menyediakan tempat untuk uji keterampilan,” lanjutnya.
Ia menambahkan, upaya rekrutmen serupa terjadi pekan lalu di salah satu universitas swasta di Rohtak, kawasan negara bagian Haryana.
Dalam rekrutmen itu, pelamar juga memperagakan aksi demonstrasi keterampilan dalam memplester didepan user dariIsrael.
Upaya rekruitmen ini bisa terlaksanan karena kerja sama dengan National Skill Development Corporation, sebuah agen perekrutan pemerintah India.
Menteri Tenaga Kerja Uttar Pradesh Anil Rajbhar menyebut upaya ini sebagai peluang besar bagi para pekerja India. Kata dia, hal itu akan membantu memperdalam hubungan antara negara tersebut dan Israel.
“Pekerja mempunyai peran penting dalam membangun negara dan memperkuat perekonomian. Siapa pun yang terpilih harus berangkat ke Israel dengan semangat penuh dan bekerja keras serta penuh dedikasi,” tutur Rajbhar.
Tingginya minat bekerja di Israel meskipun negara Zionis tersebut dilanda perang berkecamuk tengah jadi sorotan. Kondisi itu memperlihatkan meningkatnya krisis pengangguran di India. Status sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia ini tengah berjuang menciptakan lapangan kerja yang cukup bagi 1,4 miliar penduduknya.
Kondisi pengangguran di New Delhi juga mencapai 8,65 persen pada Desember 2023. Data itu menurut Pusat Pemantauan Perekonomian India. Pun, di antara kelompok usia 20 hingga 24 tahun, angkanya sudah mencapai 44 persen.
Hal itu memicu setiap tahun lantaran banyak orang India bermigrasi ke negara lain untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu, ada sebagian warga di antaranya mengambil jalur ilegal atau jadi korban agen tenaga kerja yang tidak bermoral.
“Ide di balik perjanjian ini adalah untuk menerapkan mekanisme kelembagaan untuk mengatur migrasi dan memastikan hak-hak orang yang pergi ke sana terlindungi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Randhir Jaiswal.
“Undang-undang ketenagakerjaan di Israel sangat ketat dan kuat. Kami sangat sadar akan tanggung jawab kami untuk memberikan keselamatan kepada warga kami di luar negeri,” ujar Randhir.
Namun, beberapa organisasi mengkritik pemerintah India karena mengadakan upaya perekrutan untuk Israel, yang telah banyak dikecam karena perlakuannya terhadap warga Palestina.
Pusat Serikat Buruh India mendesak pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi yang dipimpin Partai Bharatiya Janata untuk mengakhiri perjanjian dengan Israel.