AS Akan Memasok Jet Tempur F-35 dan F-15 ke Israel di Tengah Perang Gaza

AS Akan Memasok Jet Tempur F-35, F-15 ke Israel di Tengah Perang Gaza
Sumber :
  • Anadolu

VIVA – AS dan Israel telah menyimpulkan kesepakatan senjata besar-besaran yang mencakup pasokan jet tempur F-35 dan F-15 ke Tel Aviv, Hebrew Channel 12 melaporkan Kamis, dikutip dari Anadolu.

Saluran tersebut mengutip pejabat dari Kementerian Pertahanan Israel yang berpartisipasi dalam kesepakatan tersebut yang mengatakan bahwa kesepakatan telah dicapai antara AS dan Israel di mana tentara Israel akan disuplai dengan drone dan ribuan amunisi dalam beberapa hari mendatang.

VIVA Militer: Jet tempur Lockheed Martin F-35 Lightning II militer Inggris

Photo :
  • raf.mod.uk

Menurut para pejabat, kesepakatan itu termasuk memasok tentara Israel dengan sejumlah besar pesawat tempur F-35 dan F15 serta helikopter Apache.

Para pejabat mengatakan kesepakatan itu memiliki ukuran yang luar biasa karena perang berlanjut di Gaza dan pertempuran di utara dengan kelompok Hizbullah Lebanon.

Mereka mengatakan Israel meminta prioritas dari Amerika untuk persediaan, mengingat perkembangan perang di Gaza.

Israel akan menjadi negara pertama yang menerima pesawat F-35 canggih yang diproduksi oleh Boeing.

AS telah menyatakan dukungannya untuk Israel sejak awal perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.

VIVA Militer: Jet tempur Sukhoi Su-25 Grach Pasukan Dirgantara Rusia (VKS)

Photo :
  • Youtube

Pada 25 Oktober, hasil survei yang dilakukan oleh CBS News di AS mengungkapkan bahwa 52% orang Amerika menentang pemerintah mereka mengirim senjata ke Israel.

Israel telah meluncurkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Palestina Hamas, menewaskan sedikitnya 25.900 orang Palestina dan melukai 64.110 lainnya. Hampir 1.200 orang Israel diyakini telah terbunuh dalam serangan Hamas.

Perang Israel telah membuat 85% populasi Gaza mengungsi secara internal di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sementara lebih dari setengah infrastruktur kantong telah rusak atau hancur, menurut PBB.