Angka Kelahiran Rendah, China Alami Penurunan Populasi Dalam 2 Tahun Terakhir
- The Irish Time
Beijing – Populasi China tercatat mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut pada tahun lalu. Hal ini berdasarkan data resmi yang dirilis pada Rabu, 17 Januari 2024. Populasi Tiongkok ini mulai menyusut pada tahun 2022 untuk pertama kalinya dalam enam dekade dan kehilangan statusnya sebagai negara dengan populasi terbesar di dunia setelah India pada tahun lalu.
Data Biro Statistik Nasional Tiongkok menunjukkan bahwa angka kelahiran di China mencapai titik terendah baru, sementara angka kematian mengalami kenaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam lebih dari setengah abad, menurut laporan South China Morning Post.
“Keseluruhan populasi di Tiongkok daratan turun 2,08 juta tahun lalu menjadi 1,4097 miliar. Angka ini turun dari jumlah sebelumny 1,4118 miliar pada tahun 2022,” kata harian yang berbasis di Hong Kong, mengutip angka resmi.
Melansir dari The Sundaily, Kamis, 18 Januari 2024, jumlah bayi baru lahir tahun lalu sebanyak 9,02 juta. Angka ini turun 5,6 persen dari jumlah awal 9,56 juta pada tahun 2022.
“Penurunan jumlah bayi baru lahir pada tahun lalu menghasilkan angka kelahiran terendah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1949, dengan 6,39 kelahiran untuk setiap 1.000 orang. Tapi angka ini berbeda dibandingkan dengan tahun 2022, yang mecapai 6,77 persen kelahiran," menurut harian tersebut.
Biro Statistik Nasional Tiongkok juga mencatat pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 5,2 persen pada tahun lalu hingga mencapai US$17,6 triliun atau setara dengan Rp274,7 kuadriliun.