Israel Naikkan Anggaran Perang, Investor Khawatir Kemampuan Keuangan Negara Zionis Itu
- Menahem Kahana/Pool Photo via AP
Tel Aviv – Pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menyetujui revisi anggaran negara untuk tahun 2024, yang membuat para investor khawatir mengenai fiskal negara tersebut di tengah perang melawan Hamas.
Berdasarkan anggaran baru, total pengeluaran pada tahun 2024 akan mencapai US$154 miliar atau setara dengan Rp2,4 kuadriliun. Anggaran yang disetujui Israel akan mencakup dana untuk pertahanan dan memberikan kompensasi kepada mereka yang terkena dampak perang.
Hal ini juga mencakup alokasi yang lebih tinggi untuk layanan kesehatan, kepolisian, kesejahteraan, dan pendidikan. Peningkatan sebesar US$18,5 miliar dari anggaran awal akan lebih tinggi, jika bukan karena pengurangan anggaran di tempat lain sebesar US$5,2 miliar.
“Kami mengubah prioritas sehingga setiap pasukan cadangan, dan setiap pejuang, serta keluarganya mengetahui bahwa ada pemerintah yang mendukungnya, dan sepenuhnya menjaganya,” kata Menteri Keuangan Bezalel Smotrich setelah pemungutan suara.
Kementerian Keuangan memperkirakan defisit anggaran sebesar 6,6 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini, akan dijembatani pemerintah melalui pinjaman.
Outlet berita keuangan Bloomberg melaporkan bahwa bank sentral Israel telah memperingatkan respons fiskal pemerintah terhadap perang, yang dimulai lebih dari tiga bulan lalu, berisiko dan menimbulkan reaksi negatif dari investor. Laporan tersebut memperingatkan bahwa peningkatan belanja perang dapat menyebabkan peningkatan imbal hasil obligasi dan devaluasi mata uang, serta menghambat pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Melansir dari The Cradle, Rabu, 17 Januari 2024, persetujuan anggaran Israel terjadi setelah banyak perdebatan yang menunda pemungutan suara oleh para menteri yang tidak puas dengan anggaran negara. Hal ini termasuk pemotongan anggaran belanja untuk mengimbangi pengeluaran ekstra perang.
Beberapa rencana pemotongan anggaran untuk sektor kesehatan dan keamanan dalam negeri dibatalkan untuk memastikan lolosnya anggaran.
Pemimpin Partai Persatuan Nasional Benny Gantz, saingan politik Netanyahu, memberikan suara menentang anggaran tersebut dalam sesi perdebatan sengit. Gantz menyuarakan ketidaksukaannya atas dana koalisi yang tidak dikurangi lagi, dan menyatakan bahwa masih ada waktu untuk menunjukkan tanggung jawab nasional, sebelum anggaran tersebut disetujui oleh parlemen.
Kritikus terhadap Netanyahu juga mengklaim bahwa dia telah menggunakan dana koalisi untuk meningkatkan dukungan di kalangan ultra-ortodoks dan pemukim Israel demi keuntungan politiknya sendiri. Netanyahu juga diketahui bergantung pada pemimpin pemukim agama Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich untuk mempertahankan koalisi pemerintahannya.
Perdana Menteri Israel bersikeras untuk memberikan dana negara kepada komunitas Yahudi ultra-ortodoks Israel meskipun ada kesulitan ekonomi yang timbul akibat perang. Hal ini merupakan tindakan yang kontroversial, karena sebagian besar anggota komunitas ini biasanya tidak bertugas di tentara Israel, dan dipandang tidak membantu upaya perang yang sedang berlangsung di Gaza.