Agresi Israel Membunuh Lebih dari 8.000 Anak Palestina pada tahun 2023
- alarabiya.net
VIVA – Defense for Children International (DCIP) melaporkan angka kematian yang sangat tinggi di kalangan anak-anak Gaza pada tahun 2023 dan menyebutnya sebagai "tahun genosida" bagi anak-anak Palestina.
Menurut temuan DCIP, setidaknya 8.000 anak-anak Palestina dibunuh oleh Pasukan Pendudukan Israel di Jalur Gaza, dan 121 anak lainnya di Tepi Barat.
Laporan tersebut memperkirakan jumlah anak-anak Palestina yang terbunuh akibat agresi Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya akan terus meningkat mengingat pemboman Israel yang sedang berlangsung terhadap bangunan tempat tinggal, infrastruktur, rumah sakit, dan sekolah.
Pembatasan pasokan penting, bahan bakar, kekurangan air yang parah, pemadaman listrik, dan laporan tentang anak-anak yang hilang juga berkontribusi terhadap proyeksi suram ini.
DCIP mencatat metode tanpa ampun yang digunakan dalam pembunuhan tragis anak-anak ini, yang menyatakan bahwa 102 anak-anak Palestina ditembak dan dibunuh dengan tembakan langsung, 14 menjadi korban serangan pesawat tak berawak, empat tewas dalam serangan rudal dari helikopter Apache, dan satu anak kehilangan nyawa mereka dalam serangan tersebut.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa pasukan pendudukan membunuh 84 anak muda di Tepi Barat sejak siklus kekerasan baru dimulai pada 7 Oktober.
DCIP menekankan runtuhnya sistem layanan kesehatan di Gaza, yang disebabkan oleh rumah sakit-rumah sakit besar yang menghadapi pengepungan ketat Israel, yang memaksa pasien, orang yang terluka, dan dokter untuk mengungsi di bawah todongan senjata.
Pasukan pendudukan telah berulang kali mengebom rumah sakit, menewaskan ribuan pasien dan membuat orang terpaksa mencari perlindungan. Selain banyaknya korban jiwa, anak-anak Palestina juga menghadapi krisis kemanusiaan yang mengkhawatirkan.
Dengan blokade yang menyebabkan kekurangan pasokan penting, termasuk makanan, air bersih, dan obat-obatan, generasi muda ini kini berada di ambang kelaparan dan kelaparan.
Tidak adanya infrastruktur layanan kesehatan yang memadai semakin memperburuk situasi, sehingga membuat mereka semakin berisiko terkena penyakit.