142 Anggota UNRWA Tewas di Palestina Sejak Awal Tahun, Korban Terbanyak Sepanjang Sejarah PBB

VIVA Militer: Serangan udara militer Israel ke kota Rafah, Palestina
Sumber :
  • aljazeera.com

Gaza – Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), mengungkapkan bahwa sejak 1 Januari 2024, sebanyak 142 anggotanya telah terbunuh oleh kampanye pemboman Israel di Jalur Gaza.

Menurut UNRWA, angka-angka ini menunjukkan jumlah korban terbesar di kalangan pegawai PBB dalam konflik apa pun sejak badan tersebut didirikan pada tahun 1945.

Dilansir dari The Cradle, Selasa, 9 Januari 2024, UNRWA menambahkan bahwa pemboman Israel telah berdampak pada 130 fasilitasnya, termasuk sekolah di seluruh Jalur Gaza.

Militer Israel menarget sekolah tempat penampungan pengungsi di Gaza.

Photo :
  • The New Arab.

Badan tersebut menekankan bahwa kondisi saat ini di Gaza lebih kritis daripada yang dialami selama Nakba pada tahun 1948, dan menyatakan bahwa Israel telah menjadikan Gaza sebagai tempat yang tidak dapat dihuni.

Badan PBB tersebut menekankan krisis kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza, karena kelaparan mempengaruhi ratusan ribu warga Palestina, dan situasi itu memerlukan tindakan segera untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan.

Selain itu, badan tersebut mencatat bahwa selama tiga bulan terakhir, sekitar 90 persen penduduk Gaza telah mengungsi.

Saat ini, 1,4 juta orang mencari perlindungan di fasilitas UNRWA, sementara ratusan ribu lainnya tinggal di wilayah sekitarnya.

Lebih dari 23.000 warga sipil Palestina juga tewas akibat pemboman Israel di Gaza, dan lebih dari 58.000 orang terluka.

Meskipun PBB mengkritik pendekatan Tel Aviv yang tidak proporsional terhadap Gaza setelah serangan balasan Hamas pada 7 Oktober 2024, sekelompok pengacara Israel berusaha melakukan lobi terhadap pendanaan untuk UNRWA.

Gedung-gedung di Gaza hancur akibat serangan Israel.

Photo :
  • AP Photo/Hatem Moussa.

Mereka percaya bahwa dana yang disalurkan melalui badan kemanusiaan tersebut akan ditransfer ke Faksi perlawanan Palestina.

Danny Danon, yang sebelumnya menjabat sebagai Duta Besar Israel untuk PBB, pada tahun 2019 melakukan upaya untuk memotong dana itu untuk organisasi bantuan Palestina. Inisiatif ini didasarkan pada laporan UNRWA tentang praktik etika organisasi.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah sebelumnya juga menuduh PBB sebagai organisasi bermuka dua yang mengutuk baik pembunuhan Israel maupun korbannya di Palestina.