ISIS Ngaku Dalang Ledakan Mematikan di Iran yang Tewaskan Puluhan Orang

Dua bom meledak di Iran dan menewaskan sedikitnya 95 orang pada Rabu 3 Januari 2024.
Sumber :
  • Tasnim News Agency via AP.

Taheran –  ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom, yang menewaskan puluhan orang di Iran, saat prosesi peringatan Qassem Soleimani, jenderal Iran yang dibunuh Amerika Serikat (AS), empat tahun lalu di Bagdad.

Sebuah postingan di akun Telegram resmi organisasi tersebut menyebut serangan itu sebagai operasi syahid ganda.

“Dua agen kami mendekati sebuah upacara di makam Jenderal Soleimani di Kerman dan meledakkan sabuk peledak di dekat makam pemimpin munafik," tulis kelompok itu.

Orang-orang berlari usai dua bom meledak di Iran dan menewaskan sedikitnya 95 orang pada Rabu 3 Januari 2024.

Photo :
  • Mahdi Karbakhsh Ravari/Mehr News Agnecy via AP.

Meskipun ISIS mengaku bertanggung jawab, namun secara luas Israel yang diasumsikan melakukan serangan tersebut, baik secara langsung atau menggunakan ISIS sebagai proxy.

Serangan itu terjadi satu hari setelah Israel membunuh seorang pemimpin tinggi Hamas, Saleh al-Arouri, dan enam pejabat dan komandan Hamas lainnya di Dahiyeh, pinggiran Beirut.

Arouri adalah pendiri sayap militer Hamas, Brigade Qassam, yang memerangi pasukan Israel di Gaza.

Selain itu, pada 4 Januari 2023, kepala Direktorat Intelijen Militer Israel mencatat bahwa Israel aktif di Iran.

Berbicara pada upacara wisuda perwira intelijen, dia mengatakan intelijen tentara Israel memungkinkan serangan luas terhadap musuh-musuhnya dari Gaza hingga Iran.

“Selama hampir 90 hari Negara Israel dan IDF (tentara Israel) berada dalam perang multi-front. IDF, termasuk Direktorat Intelijen Militer, beroperasi di semua arena dan lini depan, dalam pertahanan dan penyerangan,” kata Mayjen Aharon Haliva.

“Aktivitas IDF, dalam semua dimensi pertempuran, didasarkan pada intelijen," tambahnya, dikutip dari The Cradle, Jumat, 5 Januari 2024.

VIVA Militer: Kelompok teroris ISIS

Photo :
  • arabnews.com

“Intelijen berkualitas tinggi dan kaya yang disediakan oleh Direktorat Intelijen Militer Israel menyelamatkan nyawa banyak tentara setiap hari, yang mempertaruhkan nyawa mereka di lapangan, dan mengakibatkan serangan luas terhadap musuh-musuh kita dari Gaza hingga Iran, di semua arena dalam menghadapi serangan musuh, dan tantangan yang kompleks,” tutur Haliva.

Selama perang Suriah, yang berlangsung sejak 2011-2018, para pejabat Israel mengakui memberikan dukungan kepada afiliasi resmi Al-Qaeda di Suriah, Front Nusra, yang merupakan pemisahan dari organisasi induknya, ISIS.

Israel telah berusaha menggunakan kelompok-kelompok ekstremis dan kelompok-kelompok Islam untuk memecah belah negara-negara Arab yang dengan tentara yang tangguh, yang dapat menimbulkan tantangan terhadap dominasinya di wilayah tersebut dan penjajahan serta pendudukan yang sedang berlangsung di Palestina.