Badan PBB Peringatkan 40 Persen Penduduk Gaza Hadapi Ancaman Kelaparan
- MoroccoWorldNews
VIVA – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah menyatakan bahwa 40 persen penduduk Gaza kini berada di ambang kelaparan, sehingga menimbulkan gelombang kejutan di wilayah yang sudah dilanda bencana tersebut.
Di tengah adegan mengerikan dari kampanye genosida yang dilancarkan oleh Pasukan Pendudukan Israel (IOF) terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya, Thomas White, direktur urusan UNRWA di Gaza, dengan muram menyatakan setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, mencari makanan dan mendapatkan air.
Parahnya, krisis ini diperkuat oleh fakta bahwa lebih dari 1,9 juta orang, yang merupakan 85 persen populasi Gaza, terpaksa mengungsi setelah mendapat perintah dari IOF.
“Gaza sedang bergulat dengan bencana kelaparan. Kenyataannya adalah, kita membutuhkan lebih banyak bantuan. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah gencatan senjata kemanusiaan,” kata UNRWA melalui platform media sosialnya yang menyoroti gawatnya situasi ini, dikutip dari Moroccoworldnews, Jumat, 29 Desember 2023.
Kekurangan makanan dan sumber daya memperburuk penderitaan para pengungsi, sehingga menciptakan keadaan darurat kemanusiaan yang mengerikan.
Mengalihkan fokus ke perspektif yang lebih luas, laporan Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) yang dirilis pada tanggal 21 Desember memberikan gambaran suram tentang wilayah yang dikepung oleh pemboman, operasi darat, dan pengungsian penduduk yang mengkhawatirkan akibat agresi IOF yang terus berlanjut terhadap Gaza.
Kampanye genosida Israel di Gaza telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir, dengan 90% populasi, sekitar 2,08 juta orang, mengalami kerawanan pangan akut tingkat tinggi antara tanggal 24 November dan 7 Desember.
Sally Abi Khalil, Direktur Regional Oxfam di Timur Tengah dan Afrika Utara, mengutuk penggunaan makanan dan air secara berlebihan sebagai senjata terhadap kelompok yang paling rentan.
“Mengerikan dan hampir tidak dapat dibayangkan bahwa pada tahun 2023, makanan dan air digunakan untuk merugikan perempuan, anak-anak, bayi, orang lanjut usia, dan orang sakit yang merupakan individu yang paling rentan,” katanya dalam sebuah pernyataan.
“Kengerian yang dirasakan seorang ibu yang tidak bisa memberi makan anaknya menjadi kenyataan di Gaza saat ini,” imbuhnya.
Kenyataan yang nyata adalah bahwa penduduk sipil di Gaza, khususnya perempuan dan anak-anak, menanggung beban paling berat dari genosida yang sedang berlangsung ini, dengan konsekuensi yang sangat menghancurkan.
Lebih dari sekedar statistik, jumlah korban jiwa terlihat jelas dalam update terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, yang melaporkan 21.320 kematian di Jalur Gaza.
Di antara mereka terdapat 6.300 perempuan dan 8.800 anak-anak, yang menunjukkan dampak yang tidak proporsional terhadap anggota masyarakat yang paling rentan.