AS Siap Kirim 14 Ribu Peluru Tank ke Israel Tanpa Persetujuan Kongres
- New York Post
Washington – Pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah menyetujui penjualan perangkat militer darurat hampir 14 ribu butir amunisi tank senilai US$106,5 juta atau setara dengan Rp1,6 triliun ke Israel. Kebijakan AS itu dilakukan tanpa tinjauan kongres.
"Israel telah meminta untuk membeli 13.981 peluru tank dan peralatan terkait," kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Departemen Pertahanan AS, dalam pernyataan yang dikutip dari Anadolu Agency, pada, Senin, 11 Desember 2023.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken juga membenarkan kepada Kongres bahwa ada kondisi darurat di Israel sehingga perlukan penjualan segera.
Selain itu, langkah AS juga memveto resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai gencatan senjata, telah berkomitmen terhadap keamanan Israel.
"Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk mendukung Israel dalam mempertahankan pertahanan diri yang kuat," demikian pernyataan itu.
Dari laporan Al Jazeera, peluru tank dari Amerika yang dikirim ke Israel merupakan inventaris Angkatan Darat AS. Amunisi peluru itu seperti selongsong peluru tank M830A1 High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose with Tracer (MPAT) 120mm.
Amerika Serikat, kata Pentagon, gunakan otoritas darurat untuk izinkan penjualan 14 ribu peluru tank ke Israel tanpa tinjauan kongres. Menurut Pentagon, Departemen Luar Negeri AS menggunakan deklarasi darurat Undang-Undang Kontrol Ekspor Senjata untuk amunisi tank senilai $106,5 juta segera dikirim segera ke Israel
Sebelumnya, Amnesty International melaporkan pihaknya sudah melakukan investigasi. Laporan Amnesty bahwa sistem panduan senjata buatan AS dipakai dalam dua serangan udara Israel di Gaza pada Oktober yang menewaskan 43 warga sipil.
"Fragmen sistem panduan Joint Direct Attack Munitions (JDAM) buatan AS ditemukan di reruntuhan rumah yang hancur di lingkungan Deir al-Balah di Gaza tengah," demikian laporan yang dirilis pada Selasa, 5 Desember 2023.
Pun, Israel juga gunakan berbagai macam senjata dan amunisi Amerika. Namun, laporan Amnesty International sebagai salah satu upaya pertama untuk menghubungkan senjata buatan Amerika dengan serangan tertentu yang menyebabkan sejumlah besar warga sipil tewas.