Kekerasan Pemukim Israel Pada Warga Palestina di Tepi Barat Semakin Meningkat dan Terang-terangan
- timesofisrael.com
Tepi Barat – Warga sebuah kota di Tepi Barat, di mana seorang pria Palestina tewas akibat serbuan pemukim Israel, pada Minggu 3 Desember 2023 mengungkapkan serangan semacam itu menjadi lebih terang-terangan sejak awal perang di Gaza. Warga menceritakan bahwa tentara Israel hanya diam saja dan membiarkan serangan semacam itu terus terjadi.
Kesaksian itu muncul sehari setelah warga mengatakan pemukim Israel menyerbu dua kampung Palestina di utara Tepi Barat yang diduduki untuk membakar mobil dan bentrok dengan warga yang datang menghadang mereka.
"Mereka (pemukim Israel) mengepung rumah-rumah, membakar mobil, mendorong mobil ke jurang dan membakarnya, dan tentara itu cuma berdiri di sana dan tidak bilang apa-apa," kata Mustafa Mohammad, warga Qarawat Bani Hassan, di mana seorang pria Palestina berusia 38 tahun ditembak mati oleh pemukim Israel.
Militer negara zionis itu berdalih tentara tiba di lokasi kejadian dan sudah menggunakan cara untuk membubarkan massa serta tembakan tajam untuk membubarkan bentrok antara warga Palestina dan pemukim Israel.
Pihak militer Israel malah menyatakan warga Palestina malah membalas dengan menembakkan kembang api sehingga melukai seorang Israel dan empat warga Palestina. Insiden itu sedang diselidiki dan telah dilimpahkan kepada polisi, katanya.
Dinas ambulans Palestina mengonfirmasi korban tewas itu dan mengungkapkan pria tersebut yang kemudian diketahui bernama Ahmed Assi, dimakamkan pada Ahad.
Jamal Miree, warga lainnya, menyebutkan insiden pada Sabtu itu dipicu oleh perselisihan yang dimulai ketika warga Palestina mengusir seorang pemukim Israel yang seenaknya membawa dombanya ke kebun zaitun Palestina sehingga merusak pohon di kebun tersebut.
"Setelah diminta pergi, dia kembali dengan membawa 20 pemukim, dan mereka menyerang rumah-rumah, melemparkan batu dan merusak serta membakar mobil. Saya bertanya mengapa dia membakar mobil-mobil itu, dan tentara itu ada di sampingnya," kata dia.
Dalam insiden lain, Wajih Al-Qat, kepala dewan lokal desa Madama dekat kota Nablus di Tepi Barat utara, mengungkapkan sekitar 15 pemukim Israel membakar mobil dan memecahkan jendela sebuah rumah warga Palestina dengan batu. Militer Israel belum mengomentari insiden tersebut.
"Kekerasan sedang meningkat. Sebelumnya, tentara akan datang dan berbicara dengan Anda, dan membubarkan kedua belah pihak," kata Mustafa Mohammad, yang menghadiri pemakaman.
Dia menambahkan seorang tentara tidak berbuat apa-apa ketika melihat pemukim Israel menembakkan senjata.
"Dia melihat para pemukim itu, di mana beberapa dari mereka membawa senjata dan menembak, sepertinya dia (tentara Israel itu) tak merasa terusik. Tapi begitu kita berdiri 200 meter dari pemukim dan menyuruh dia pergi, si tentara pasti menembak kita. Mengapa ini terjadi?" lanjutnya.
Pihak berwenang Israel mengaku tak akan menoleransi penggunaan kekerasan secara tidak sah oleh warga sipil Israel terhadap warga Palestina, tetapi masyarakat Palestina dan kelompok HAM sejak lama menuduh tentara hanya diam ketika kekerasan terjadi.
Tepi Barat, dinilai sebagai bagian dari negara merdeka Palestina di masa depan, mengalami peningkatan kekerasan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan perluasan pemukiman Yahudi dan upaya perdamaian yang didukung AS terhenti selama hampir satu dekade.
Kekerasan yang sudah mencapai titik tertinggi selama 15 tahun terakhir itu semakin besar setelah Israel melancarkan invasi ke Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
Yesh Din, sebuah kelompok hak asasi manusia yang memantau kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi Israel, mengatakan setidaknya terjadi 225 insiden kekerasan oleh pemukim di sebanyak 93 kampung Palestina sejak perang dimulai. (Ant/Antara)