Tidak Hanya Diperpanjang, Negara Arab Desak Israel Setujui Gencatan Senjata Permanen

Perang Israel-Palestina
Sumber :
  • VIVA

New York – Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York, sekelompok menteri luar negeri Arab, pada Rabu, 29 November 2023, mendesak adanya gencatan senjata permanen di Jalur Gaza dan memastikan aliran bantuan kemanusiaan bagi warga Palestina di zona konflik tersebut.

“Hal yang membawa kita lebih dekat pada solusi ini adalah gencatan senjata dan respons Israel terhadap upaya perdamaian yang telah berlangsung selama puluhan tahun,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Faisal bin Farhan, saat ia dan rekan-rekannya dari Qatar, Mesir, dan Yordania berpidato di sesi khusus Konferensi Perdamaian mengenai situasi di Gaza.

“Resolusi Dewan Keamanan 2712 harus dilaksanakan sepenuhnya dengan gencatan senjata yang komprehensif dan segera,” tambahnya, dikutip dari media Turki Anews, Kamis, 30 November 2023.

VIVA Militer: Bendera Palestina di tengah puing bangunan kota Gaza

Photo :
  • washingtoninstitute.org

Resolusi 2712, yang disahkan pada 15 November lalu, menyerukan pembentukan jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak di seluruh Gaza. Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry, juga menekankan hal yang sama, bahwa negara Mesir mengintensifkan upayanya untuk mencapai gencatan senjata permanen di Gaza.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi berada dalam suara yang sama untuk mendesak Dewan Keamanan untuk menyerukan gencatan senjata dan mengakhiri agresi Israel.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri dan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengatakan dia menantikan tindakan lebih lanjut dari Dewan Keamanan untuk memastikan mekanisme, dan mengawasi distribusi bantuan ke seluruh warga Palestina di seluruh Jalur Gaza.

“Kami menyerukan perdamaian. Kawasan ini tidak akan menikmati perdamaian dan keamanan tanpa berdirinya negara Palestina,” tambahnya.

Pada Rabu malam, jeda kemanusiaan selama enam hari di Gaza diperpanjang satu hari lagi. Ini merupakan perpanjangan kedua, di mana pertukaran tahanan lebih lanjut akan dilakukan, dan lebih banyak bantuan akan disalurkan.

Sebagai informasi, Israel telah melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober lalu. Sejak itu, serangan Tel Aviv ini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.

Sementara korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang, termasuk warga sipil.