Kisah Dokter Wanita Selamatkan Ribuan Nyawa di RS Bawah Tanah Saat Perang Saudara Suriah

Dokter Suriah Amani Ballour.
Sumber :
  • Istimewa.

Damaskus – Seorang dokter anak di Suriah yang membantu menjalankan rumah sakit bawah tanah, yang tersembunyi di pinggiran Ghouta Timur di pinggiran ibu kota Damaskus, mengatakan bahwa dirinya menyelamatkan ribuan nyawa selama perang saudara di negara itu.

Amani Ballour, yang bekerja di sebuah rumah sakit bernama The Cave menceritakan pengalamannya di terowongan bawah tanah selama konflik, mengingat kehancuran yang disebabkan oleh rezim Bashar al-Assad di negara tersebut.

Lahir dan besar di pinggiran kota Damaskus, perempuan berusia 36 tahun ini mengatakan ide pembuatan terowongan tersebut muncul karena Ghouta Timur sedang dikepung pada saat itu.

VIVA Militer: Keluarga korban perang Suriah.

Photo :

“Anda tahu, kami dikepung selama hampir enam tahun. Rezim Suriah mencegah (masuknya) makanan, obat-obatan, pasokan medis dan segalanya. Jadi orang-orang di Ghouta Timur memutuskan untuk membuat terowongan ini untuk menyelundupkan makanan dan obat-obatan serta kebutuhan pokok kehidupan," kata Ballour, dikutip dari media Turki Anews, Rabu, 29 November 2023.

“Kami juga menggunakan terowongan ini untuk bergerak karena pemboman besar-besaran pada saat itu. Terkadang tidak ada seorang pun yang bisa bergerak di permukaan di Ghouta Timur, karena pesawat tempur dan helikopter yang berada di langit sepanjang waktu mengawasi dan melakukan pengeboman,” sambungnya.

Menyoroti bahwa terowongan itu sangat penting bagi masyarakat setempat dan memecahkan masalah yang sangat besar bagi mereka, Ballour berkata: "Tentu saja, (rumah sakit) itu tidak cukup, karena kami tidak bisa menghabiskan seluruh hidup kami di bawah tanah dan melakukan segalanya di bawah tanah, tapi itu sangat membantu."

Ballour juga mencatat bahwa mereka menghubungkan beberapa terowongan ke rumah sakit gua.

"Kami punya tiga terowongan menuju tiga tempat berbeda. Kami bergerak melalui terowongan ini terutama ketika pemboman sangat berat. Kami juga menyelundupkan obat-obatan dan bahkan terkadang memindahkan jenazah melalui terowongan ke lokasi kuburan.”

Terowongan ini sangat penting karena ada banyak jenazah di rumah sakit selama serangan terakhir rezim Suriah melawan Ghouta Timur, dan mereka kesulitan mengatasi situasi tersebut, katanya.

VIVA Militer: Ledakan di ibukota Suriah, Damaskus

Photo :
  • AzerNews

Lebih dari 10 tahun telah berlalu sejak rezim Suriah menyerang Ghouta Timur dengan senjata kimia pada 21 Agustus 2013, namun para korban masih dihantui oleh pengalaman buruk yang menewaskan lebih dari 1.400 warga sipil.

Ribuan perempuan dan anak-anak terkena dampak racun dalam serangan tersebut, dan hal ini masih segar dalam ingatan para penyintas.

Gambar-gambar setelah kejadian menunjukkan orang-orang yang selamat dari serangan awal kesulitan bernapas, dengan banyak mulut berbusa dan kejang-kejang ketika petugas medis berusaha membantu sebanyak mungkin korban.