Demi Jeda Kemanusiaan, Gencatan Senjata Israel-Hamas Diperpanjang Dua Hari
- Ist
Gaza – Jeda kemanusiaan dalam pertempuran antara Israel dan Hamas akan diperpanjang dua hari, beberapa jam sebelum gencatan senjata empat hari di Gaza berakhir. Kabar mengenai perpanjangan ini disampaikan oleh mediator Qatar dan Hamas.
“Negara Qatar mengumumkan bahwa, sebagai bagian dari mediasi yang sedang berlangsung, kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza,” kata juru bicara Kemenlu Qatar Majed al-Ansari dilansir dari Al Jazeera.
Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir terlibat dalam negosiasi intensif untuk memperpanjang gencatan senjata di Gaza, yang menurut para mediator dirancang untuk diperluas. Sejak awal gencatan senjata 50 tawanan sipil semuanya perempuan dan anak-anak dibebaskan Hamas.
Sebagai imbalannya, 150 tahanan Palestina yang ditahan oleh Israel dibebaskan dan lebih banyak bantuan kemanusiaan diizinkan masuk ke Gaza. Bahkan, jika Hamas memberikan lebih banyak sandera, maka akan lebih banyak pula hari gencatan senjata.
“Kami kini sepakat untuk membebaskan lebih banyak sandera dan memperpanjang perjanjian selama dua hari. Ini merupakan kabar baik bagi masyarakat kami, khususnya masyarakat Gaza,” katanya kepada Al Jazeera.
“Saya berharap kita dapat memperpanjangnya hingga kita mencapai akhir perang ini. Kami ingin mengakhiri perang. Kami berada dalam gencatan senjata sementara, namun kami berupaya untuk memperpanjangnya. Ada banyak dukungan dari Qatar, Mesir dan banyak negara Barat untuk mengakhiri bencana ini,” katanya.
Selama tiga hari pertama gencatan senjata, 39 tawanan Israel dibebaskan oleh Hamas dan ditukar dengan 117 tahanan Palestina dipenjara di Israel. Sebagai hasil dari negosiasi paralel yang dipimpin oleh Qatar, 17 warga negara Thailand, satu warga Filipina, dan satu warga negara ganda Rusia-Israel juga telah dibebaskan oleh Hamas.
Pejuang Hamas menyandera sekitar 240 sandera ketika mereka menyerbu dari Gaza ke Israel selatan pada 7 Oktober dan menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut pejabat Israel. Namun, pada akhirnya ratusan korban tersebut dibunuh oleh tentara Israel sendiri.
Setelah serangan itu, Israel melancarkan kampanye pengeboman tanpa henti dan serangan darat di Gaza, menewaskan hampir 15.000 orang, termasuk lebih dari 6.000 anak-anak, menurut pejabat Palestina.