Warga Palestina Takut Tanah dan Ternaknya Dicuri oleh Pihak Israel
- AP Photo/Nasser Nasser
VIVA Dunia – Para warga Palestina di Tepi Gaza, selain takut akan bom dan penculikan, juga dihadapi ketakutan akan tanah mereka dicuri.
Para petani di Tepi Barat Gaza yang diduduki hampir setiap hari menghadapi serangan dan kekerasan dari para pemukim Israel, sampai-sampai mereka hidup dalam ketakutan rumah dan tanah mereka akan dicuri, kata mereka.
Ditambah lagi dengan kekerasan yang mereka saksikan di daerah perkotaan terdekat, seperti kota Jenin dan kamp pengungsi dimana tentara Israel meningkatkan serangannya, menewaskan 10 orang dan melukai 20 lainnya hanya dalam waktu satu minggu.
Ketakutan ini diungkap oleh seorang petani Palestina bernama Ayman Assad (45) dan keluarganya dapat dengan jelas mendengar serangan tersebut dari rumah mereka yang hanya berjarak 2 km dari kamp Israel dan mereka telah menjadikan beberapa minggu terakhir ini sebagai mimpi buruk bagi dia, istri dan lima anaknya.
“Anak-anak terus-menerus merasa takut, dan mereka tidak lagi bermain di luar, itu terlalu berbahaya,” katanya melansir Al Jazeera, Senin, 27 November 2023. “Kami bisa mendengar serangan terhadap kamp pengungsi, ledakan dan suara tembakan,” lanjutnya.
Assad mengatakan anak-anaknya tidak lagi bersekolah karena meskipun mereka berani menempuh rute ke sana, tentara Israel memblokir banyak jalan di daerah tersebut. Semua kelas sudah online.
Kekhawatiran terbesar saat ini adalah peternakan ayamnya, yang terletak jauh di Area C Tepi Barat, akan diserang oleh pemukim Israel sementara dia tidak mampu mempertahankannya. “Saya takut tanah saya akan dicuri.”
Palestina terkenal dengan buah zaitun, minyak zaitun, dan sayurannya, yang diekspor ke mana-mana. Pohon zaitun, khususnya, merupakan simbol penting keterikatan warga Palestina terhadap tanah mereka.
Tepi Barat telah diduduki Israel sejak tahun 1967. Sejak itu, sekitar 700.000 pemukim Israel menetap secara ilegal di wilayah milik warga Palestina dan telah mencuri, menyerang dan menghancurkan kebun zaitun, lahan pertanian dan properti di sana selama bertahun-tahun.
Lebih dari dua minggu yang lalu, pemukim Israel bersenjata menyerbu pertanian Milhem, menembakkan senjata ke arah orang-orang yang bekerja di panen dan mencuri buah zaitun.
Peternakan tersebut sekarang berada di bawah kendali militer meskipun berada di Area B Tepi Barat, di mana Otoritas Palestina secara teknis mengendalikan urusan sipil. Keluarga Milhem dan para pekerjanya tidak dapat kembali.
Menurut Human Rights Watch, pasukan keamanan Israel telah membunuh lebih banyak warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki antara tanggal 1 Januari dan 6 Oktober tahun ini dibandingkan tahun mana pun sejak tahun 2005, ketika PBB mulai mencatat jumlah korban jiwa. Hal ini telah meningkatkan ketakutan warga Palestina terhadap keselamatan mereka dan keluarga mereka, selain ketakutan terhadap mata pencaharian mereka.
Tidak dapat bergerak di sekitar Tepi Barat untuk bekerja sejak 7 Oktober karena meningkatnya penggerebekan dan jam malam yang dilakukan oleh pasukan Israel dan pemukim bersenjata berarti warga Palestina sedang menghadapi krisis.