Polisi Israel: Hamas Tidak Berencana Menyerang Festival Musik pada 7 Oktober Lalu
- lbc.co.uk
VIVA Dunia – Perang terparah dalam sejarah Palestina-Israel kali ini dimulai pad serangan 7 Oktober lalu. Israel bahkan mengklaim bahwa Hamas menyerang festival musik yang menewaskan ratusan orang.
Namun, fakta mengejutkan muncul.
Investigasi yang dilakukan oleh polisi Israel menyimpulkan bahwa tentara Hamas tidak mengetahui sebelumnya tentang festival musik Nova yang diadakan di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza yang terkepung.
Menurut laporan Haaretz, kelompok Hamas tidak mengetahui sebelumnya mengenai konser tersebut, yang terjadi di sebelah Kibbutz Re’im, dan menargetkan pertemuan tersebut secara spontan. Insiden tersebut dilaporkan menyebabkan 364 orang tewas dan merupakan salah satu peristiwa yang digunakan oleh pasukan Israel IDF untuk membenarkan perang genosida yang sedang berlangsung terhadap Gaza, yang sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 12.000 orang.
Haaretz mencatat bahwa “Penilaian tersebut didasarkan pada interogasi teroris dan penyelidikan polisi atas insiden tersebut, yang antara lain mengungkapkan bahwa teroris bermaksud menyusup ke Re’im dan kibbutzim lain di dekat perbatasan Gaza,” melansir Al Jazeera, Senin, 20 November 2023.
Penyelidikan polisi juga mengungkapkan bahwa sebuah helikopter tempur militer Israel tiba di lokasi kejadian dan melepaskan tembakan tanpa pandang bulu, menewaskan peserta festival, beberapa di antaranya berasal dari negara lain.
“Acara tersebut, menurut perkiraan kami, dihadiri oleh sekitar 4.400 orang, sebagian besar dari mereka berhasil melarikan diri menyusul keputusan untuk membubarkan acara tersebut yang dibuat empat menit setelah serangan roket,” kata sumber senior polisi.
Sebuah laporan terpisah dari stasiun televisi Israel Channel 12 mengatakan bahwa para penyelidik tidak dapat menemukan peta pada mayat tentara Hamas yang terkait dengan kejadian tersebut, sedangkan dalam kasus serangan lain pada hari itu, mereka membawa peta yang menyebutkan target mereka.
Perlawanan Palestina dilaporkan baru menyadari peristiwa besar sedang terjadi di daerah tersebut setelah polisi mulai membubarkan pengunjung konser karena operasi yang lebih luas dan kemudian menuju ke sana.
Perkembangan ini terjadi ketika Israel merevisi jumlah resmi korban tewas serangan 7 Oktober, menurunkan angka tersebut menjadi sekitar 1.200 orang, dibandingkan dengan 1.400 orang yang disebutkan sebelumnya.
Juru bicara pemerintah Israel Mark Regev ditantang di Pertunjukan Mehdi Hasan mengenai klaim palsu tersebut. “Kami memahami bahwa kami telah melebih-lebihkan, kami melakukan kesalahan. Ternyata ada mayat yang terbakar parah, kami kira itu milik kami, yang ternyata adalah Hamas,” ujarnya.
Israel sejauh ini gagal menjelaskan bagaimana pejuang perlawanan Palestina bisa melakukan serangan skala besar yang menyebabkan ratusan orang terbakar tanpa bisa dikenali, selain kendaraan yang diparkir, terutama yang hanya dipersenjatai dengan senjata ringan.
Dalam sebuah wawancara dengan sebuah program radio di stasiun televisi pemerintah Kan, salah satu saksi Israel, Yasmin Porat mengungkap peran pasukan IDF dalam kematian warga Israel, dengan mengatakan: “Mereka melenyapkan semua orang, termasuk para sandera. Terjadi baku tembak yang sangat, sangat hebat dan bahkan penembakan tank.”