Gegara Dukung Palestina, Anggota DPR Amerika Serikat Kena Sanksi Kecaman
- Twitter @RepRashida
Amerika Serikat – Anggota DPR Amerika Serikat (AS) fraksi Demokrat Rashida Tlaib mendapat kecaman atas pernyatannya mengenai perang Israel-Palestina. Dia dikecam karena dinilai menyuarakan pembelaan terhadap Palestina.
“Saya satu-satunya orang Amerika keturunan Palestina yang bertugas di Kongres, dan perspektif saya sangat dibutuhkan di sini. Saya tidak akan diam dan tidak akan membiarkan siapa pun memutarbalikkan perkataan saya,” kata dia melalui akun X-nya @RepRashida, dikutip Jumat, 10 November 2023.
“Saya berasal dari Detroit, tempat saya belajar mengungkapkan kebenaran kepada penguasa, meskipun suara saya bergetar,” imbuhnya.
Dia menekankan bahwa kritiknya selalu ditujukan kepada pemerintah Israel dan kepemimpinannya di bawah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.
“Penting untuk memisahkan masyarakat dan pemerintah. Gagasan bahwa mengkritik pemerintah Israel adalah anti-Semit merupakan preseden yang sangat berbahaya. Dan hal ini telah digunakan untuk membungkam berbagai suara yang menyuarakan hak asasi manusia di seluruh negara kita,” ungkap dia dikutip dari Nu Online.
Dia mengutuk penolakan Kongres dan pemerintah AS untuk mengakui hak hidup warga Palestina, menyebut sikap tersebut merusak inti nilai kemanusiaan.
“Lebih dari 10.000 warga Palestina telah terbunuh, mayoritas di antaranya anak-anak. Tapi, biar saya perjelas. Kritik ini tertuju pada pemerintah Israel dan tindakan Netanyahu. Penting untuk memisahkan masyarakat dan pemerintah. Tidak ada pemerintah yang bebas dari kritik,” pungkasnya.
Dia merujuk pada fakta bahwa 71 persen anggota Partai Demokrat di Michigan mendukung gencatan senjata. Ia menegaskan bahwa suaranya merupakan representasi dari pandangan warga Amerika dan menyerukan gencatan senjata demi menyelamatkan lebih banyak nyawa.
“Saya mendesak rekan-rekan saya untuk bergabung dengan mayoritas warga Amerika dan mendukung gencatan senjata sekarang untuk menyelamatkan nyawa sebanyak mungkin,” paparnya.
Tlaib juga menyoroti tanggung jawab Presiden AS Joe Biden, mendesaknya untuk mendengarkan dan mewakili seluruh masyarakat Amerika, bukan hanya sebagian kecil. Ia meminta Presiden Biden untuk berani menyerukan gencatan senjata dan mengakhiri genosida di wilayah tersebut.
“Saya mendesak Presiden (Biden) untuk berani menyerukan gencatan senjata dan mengakhiri pembunuhan,” tegasnya.
Atas pernyataannya itu, DPR AS setuju untuk memberlakukan sanksi censure atau kecaman terhadap Tlaib. Kecaman terhadap anggota Kongres merupakan bentuk peringatan serius yang dianggap sebagai hukuman pilihan terakhir, berada satu level di bawah pemecatan.
Sanksi kecaman ini hasil dari pemungutan suara DPR AS pada Selasa, 7 November 2023. Sebanyak 234 anggota mendukung usulan pengecaman terhadap Tlaib, sementara 188 orang menentang gagasan tersebut.
Dari jumlah itu, 22 orang dari Partai Demokrat turut mendukung pengecaman Tlaib yang digagas oleh Partai Republik, seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera.
Pada pemungutan suara tersebut, Partai Republik mengklaim bahwa Tlaib telah menyebarkan narasi yang salah mengenai serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 dan mendesak penghancuran negara Israel. Anggota Partai Demokrat lainnya, Jamie Raskin, memberi peringatan mengenai risiko terhadap kebebasan berpendapat akibat kecaman ini dan preseden yang mungkin dihasilkannya.
“Resolusi ini tidak hanya merendahkan konstitusi kita, tapi juga merendahkan arti disiplin dalam badan ini bagi orang-orang yang benar-benar melakukan tindakan salah seperti penyuapan, penipuan, penyerangan, dan sebagainya,” kata dia, membela Tlaib.