Pemimpin Hamas Bantah Bunuh Warga Sipil Dalam Serangan 7 Oktober di Israel Selatan
- Istimewa.
Gaza – Pemimpin senior Hamas menolak untuk mengakui bahwa kelompoknya membunuh warga sipil di Israel, dan mengklaim hanya militer Israel yang menjadi sasaran. Moussa Abu Marzouk mengatakan kepada BBC bahwa perempuan, anak-anak dan warga sipil dikecualikan dari serangan Hamas.
Klaimnya Hamas dinilai sangat kontras dengan banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa anggota milisi itu menembak orang dewasa dan anak-anak. Buktinya, termasuk video dari kamera tubuh Hamas dan kesaksian langsung yang diberikan kepada jaringan berita internasional.
Israel mengatakan lebih dari 1.400 orang dibunuh oleh Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023. Dari serangan itu, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil.
Marzouk, wakil pemimpin politik kelompok tersebut menjelaskan bahwa para sandera tidak dapat dibebaskan ketika Israel membom Gaza. Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan 10.000 orang telah terbunuh sejak Israel memulai operasinya bulan lalu di wilayah itu.
“Kami akan membebaskan mereka. Namun kami harus menghentikan pertempuran,” katanya, dikutip dari BBC Internasional, Rabu, 8 November 2023.
Marzouk baru-baru ini juga melakukan perjalanan ke Moskow untuk membahas delapan warga negara ganda Rusia-Israel yang diculik, pada 7 Oktober oleh Hamas.
Dia mengatakan anggota Hamas di Gaza telah mencari dan menemukan dua sandera perempuan dari Rusia, namun tidak dapat membebaskan mereka karena konflik tersebut. Mereka hanya bisa melepaskan sandera secara realistis, katanya.
"Jika Israel menghentikan pertempuran, kami dapat menyerahkan mereka (para sandera) ke Palang Merah," ujarnya.
Selain itu, Ketika ditanya mengenai serangan 7 Oktober, Marzouk mengklaim bahwa Mohamed el-Deif, pemimpin sayap militer Brigade Qassam Hamas, telah memerintahkan anak buahnya untuk menyelamatkan warga sipil.
“El-Deif dengan jelas mengatakan kepada para pejuangnya ‘jangan bunuh seorang wanita, jangan bunuh anak kecil, dan jangan bunuh orang tua’,” ucapnya.
Katanya, tentara cadangan yang ditargetkan dalam serangan itu. Dia menyatakan bahwa hanya militer yang terbunuh, perempuan, anak-anak dan warga sipil dikecualikan.