4 Skenario Akhiri Serangan Israel ke Gaza, Jokowi Diminta Lobi Presiden AS Joe Biden

Serangan rudal Israel menghancurkan wilayah Utara Jalur Gaza
Sumber :
  • AP Photo/Mohammed Dahman

Jakarta – Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menilai, serangan yang dilakukan Israel sangat tidak proporsional dan banyak melanggar hukum perang yang dikenal sebagai hukum humaniter internasional.

Menurutnya, serangan Israel sangat indiscriminate atau tidak membedakan rakyat sipil dengan mereka yang mengangkat senjata.

“Taget yang diserang pun termasuk rumah sakit dan rumah ibadah dengan alasan banyak pejuang Hamas berlindung disana,” katanya, Senin, 6 November 2023.

Israel Kembali Serang Gaza Palestina

Photo :
  • (AP Photo/Fatima Shbair)

Dia menuturkan, dalam masyarakat internasional yang berlaku adalah hukum rimba yaitu siapa yang kuat dialah yang menang. Hukum internasional oleh negara-negara hanya dijadikan alasan pembenar bagi tindakannya dan bukan sebagai penentu.siapa yang benar siapa yang salah.

Situasi ini berlaku pada serangan Israel ke Gaza dengan dalih membela diri atas serangan mendadak Hamas dan mencari para petinggi Hamas yang bertanggung jawab. Dan serangan ini bisa terus dilakukan tanpa ada negara yang bisa menghentikan karena AS berada di belakang Israel.

“Mayoritas negara meminta agar serangan Israel dihentikan yang tercermin dalam Resolusi Majelis Umum PBB. Namun karena dalam masyarakat internasional berlaku hukum rimba maka Resolusi Majelis Umum PBB ini diabaikan begitu saja. Serangan pun masih terus dilancarkan dan korban rakyat sipil terus bertambah,” ungkapnya.

Warga Palestina mengevakuasi korban serangan udara Israel di Rafah, Gaza

Photo :
  • AP Photo/Hatem Ali

Hikmahanto berpendapat, ada empat skenario dimana serangan Israel akan berhenti. Pertama Israel berhasil menangkap para pemimpin pejuang Hamas atau menemukan mereka dalam kondisi tidak bernyawa. Selanjutnya Israel akan menempatkan otoritasnya untuk memastikan pejuang Hamas tidak melakukan serangan ke Israel.

“Namun bila serangan Israel untuk mencari petinggi Hamas dihadapi oleh para pejuamg Hamas maka serangan akan berlangsung lama. Terlebih bila serangan dihadapi oleh rakyat sipil Palestina yang tidak menginginkan tanahnya diambil oleh Israel,”ujarnya.

Skenario kedua, lanjut Hikmahanto, bila terjadi pergantian pimpinan di Israel. Saat ini PM Benjamin Netanyahu sedang menghadapi protes dari sebagian masyarakatnya. Jika memang terjadi pergantian pimpinan maka diharapkan pemimpin baru Israel lebih lunak dalam kebijakan menghadapi Hamas dan bersedia untuk mengakhiri serangan.

Skenario ketiga, jika Presiden AS dapat mengendalikan serangan yang dilakukan oleh Israel. Hingga saat ini Pemerintah AS seolah membiarkan dan membenarkan serangan yang dilakukan oleh Israel karena hal tersebut merupakan hak bela diri Israel (right of self defense).

Presiden RI Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden

Photo :
  • Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden

“Disini pentingnya demo dari berbagai negara sehingga Presiden AS tahu bahwa mayoritas warga dunia menentang serangan Israel demi kemanusiaan, bukan untuk membela Hamas. Bila perlu masyarakat dunia memviralkan rakyat tidak berdosa yang terdampak oleh serangan Israel ke masyarakat di AS. Harapannya ada rakyat AS akan menekan pemerintahnya untuk mengendalikan Israel menghentikan serangan. Kepala negara dan kepala pemerintahan, termasuk Presiden Jokowi, bisa juga membuka kontak langsung dengan Presiden Joe Biden untuk menjelaskan berbagai konsekuensi bila serangan Israel terus berlanjut,” tegasnya.

Skenario keempat, serangan akan berakhir bila sejumlah negara turut campur dalam perang ini. Saat ini Iran sudah melakukan latihan perang. Namun AS tidak mau tinggal diam dengan mengerahkan Kapal Induknya untuk menghadapi camlur tangan Iran. Bahkan bukannya tidak mungkin Rusia dan China juga akan turut campur.

“Bila skenario ini terjadi maka Perang Dunia III berada diambang pintu. Artinya serangan Israel ke Gaza akan berhenti namun memunculkan perang yang lebih besar. Suatu hal yang tidak diharapkan oleh umat manusia,” pungkasnya.