Pejabat Iran Remehkan Ancaman Joe Biden Soal Pasukan AS di Timur Tengah

VIVA Militer: Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei (kanan)
Sumber :
  • Radio Farda

Taheran – Seorang pejabat Iran, pada Kamis, 26 Oktober 2023, meremehkan ancaman yang dibuat oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang menyebut bahwa jika Iran mengganggu pasukan AS di Timur Tengah, maka Washington akan bertindak. Biden juga telah memperingatkan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei. 

Sebelumnya, Biden mengatakan, pada Rabu, 25 Oktober 2023, bahwa dia telah memperingatkan pemimpin tertinggi Iran untuk tidak bergerak melawan pasukan AS di wilayah tersebut, atau Washington akan membalasnya. 

“Peringatan saya kepada Ayatollah (Khamenei) adalah jika mereka terus bergerak melawan pasukan tersebut (pasukan AS di Timur Tengah), kami akan membalasnya, dan dia harus bersiap,” kata Biden saat konferensi pers. 

VIVA Militer: Pemimpin Tertinggi Revolusi Iran, Ayatollah Khamenei

Photo :
  • middleeasteye.net

Mohammad Jamshidi, wakil politik di kantor kepresidenan Iran, menegaskan bahwa pesan-pesan yang dikirim dari Washington ke Teheran bukan pesan peringatan ataupun permintaan. 

“Pesan AS tidak ditujukan kepada pemimpin Revolusi Islam (Khamenei) dan bukan pula (pesan) permintaan" kata Jamshidi dalam sebuah postingan di X. 

“Jika Biden mengira dia telah memperingatkan Iran, dia harus meminta timnya untuk menunjukkan (pesan yang benar) kepadanya,” tambahnya, dikutip dari Alarabiya, Kamis, 26 Oktober 2023.

Sebagai informasi, pasukan AS di Timur Tengah telah menghadapi serangkaian serangan pesawat tak berawak dan rudal, sejak pecahnya perang antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. 

Kelompok-kelompok militan yang memiliki hubungan dengan Iran telah mengancam akan melakukan pembalasan terhadap AS atas dukungannya terhadap Israel. 

VIVA Militer: Anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC)

Photo :
  • Iran News Update

Pentagon juga mengatakan pada Selasa, 24 Oktober 2023, bahwa drone dan roket menarget pasukan AS serta sekutunya di Irak dan Suriah sebanyak 13 kali dalam seminggu terakhir. 

"Antara tanggal 17 dan 24 Oktober, pasukan AS dan koalisi telah diserang setidaknya 10 kali secara terpisah di Irak dan tiga kali secara terpisah di Suriah,” kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder. 

Ryder tidak mengidentifikasi kelompok yang bertanggung jawab, namun mengatakan bahwa kelompok itu didukung oleh Iran dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).