Marah Bosnya Dibunuh Polisi, Kelompok Gangster Brasil Bakar 35 Bus
- DW
Rio de Janeiro – Para anggota gangster atau kelompok kriminal Brasil membakar sedikitnya 35 bus di Rio de Janeiro pada hari Senin 23 Oktober 2023, setelah salah satu pemimpin mereka tewas dalam operasi polisi, kata para pejabat.
Serangan terkonsentrasi di bagian barat kota, tempat kelompok milisi berjuang untuk mendapatkan kendali. Pembakaran bus terjadi tidak lama setelah operasi polisi yang menewaskan keponakan dan tangan kanan bos milisi yang dikenal sebagai "Zinho".
Wali Kota Rio, Eduardo Paes mengatakan, mereka yang bertanggung jawab adalah "idiot dan juga penjahat" dalam sebuah postingan di media sosial. “Anggota milisi di sisi barat membakar bus umum yang dibayar dengan uang rakyat untuk memprotes operasi polisi,” tulisnya, melansir DW, Selasa, 24 Oktober 2023.
Kelompok transportasi Rio Onibus mengatakan 20 kendaraan tersebut adalah bus kota reguler, lima merupakan bagian dari jalur angkutan cepat yang dibangun untuk Olimpiade 2016, dan sisanya adalah bus pariwisata. Insiden tersebut mengganggu transportasi umum di daerah tersebut, menyebabkan pusing para penumpang dan menyebabkan kelas-kelas di beberapa sekolah dibatalkan.
Polisi militer mengatakan mereka menangkap 12 orang karena dugaan “aksi teroris”. Balai kota juga mengumumkan peringatan tingkat tiga dari skala lima tingkat, memperingatkan warga dan wisatawan tentang kemungkinan “insiden berdampak tinggi.”
Operasi polisi yang menewaskan keponakan dan tangan kanan bos milisi yang dikenal sebagai "Zinho" telah membuat marah para anggota gangster.
Gubernur negara bagian Rio de Janeiro, Claudio Castro, mengatakan operasi polisi meersebut merupakan “pukulan berat” bagi milisinya. “Selain terkait dengan penjahat (pemimpin milisi), dia berperan sebagai ‘manusia perang’ kelompok paramiliter, dan menjadi orang utama yang bertanggung jawab atas perang wilayah yang meneror warga di Rio,” kata Castro pada Senin malam.
Kelompok yang disebut milisi di Rio sering kali terdiri dari petugas polisi saat ini dan mantan petugas polisi.
Mereka dibentuk sebagai kelompok perlindungan lingkungan untuk memerangi geng narkoba, namun sejak itu mereka berubah menjadi kelompok kriminal yang menguasai lebih dari separuh wilayah kota dan menjalankan berbagai aksi kejahatan yang berbeda.