5 Negara Paling Aman dari Pecahnya Perang Nuklir, Ada Tetangga Indonesia

VIVA Militer: Ilustrasi ledakan senjata nuklir
Sumber :
  • earth-chronicles.com

Jakarta – Ada sejumlah negara paling aman dari perang nuklir yang bisa diketahui. Salah satunya adalah negara di kawasan Nordik. Seiring waktu, ketegangan antara negara-negara besar di dunia semakin memicu kekhawatiran. Dari sekian banyak ancaman, salah satu yang paling ditakuti adalah munculnya perang nuklir.

Sebagaimana diketahui, negara-negara berpengaruh kini sudah memiliki persenjataan nuklir. Menghadapi ancaman yang mungkin timbul, tak menutup kemungkinan bagi mereka untuk menggunakan senjata tersebut sewaktu-waktu.

Ilustrasi zona radiasi nuklir.

Photo :
  • ukrinform

Menanggapi ancaman perang nuklir, muncul berbagai penelitian terkait negara yang aman untuk ditinggali ketika kondisi tersebut benar terjadi. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa di antaranya.

Australia menjadi salah satu negara yang dianggap akan aman ketika terjadi perang nuklir. Mengutip The Guardian, sebuah studi yang diterbitkan jurnal Risk Analysis menyebut negara seperti Australia berpotensi menjadi tempat aman ketika bencana nuklir melanda.

Terkait alasannya, peneliti membandingkan sekitar 38 negara kepulauan berdasarkan sejumlah faktor. Dalam hal ini, Australia dianggap mampu bertahan karena memiliki sektor ketahanan pangan yang kuat. Selain itu, Australia juga dianggap memiliki lokasi yang jauh dari kemungkinan tempat terjadinya perang nuklir.

Kemudian, negara ini mempunyai infrastruktur yang relatif baik, surplus energi besar, hingga anggaran keamanan dan kesehatan tinggi. Beberapa faktor tersebut membuat Australia masuk jajaran teratas sebagai salah satu negara paling aman dari perang nuklir. Namun, ada satu hambatan yang bisa menjadi masalah.

Status Australia adalah cukup dekat dengan negara seperti Amerika Serikat dan Inggris. Maka dari itu, mereka sebenarnya juga berpotensi menjadi sasaran perang nuklir oleh musuh-musuh AS dan Inggris.

2. Selandia Baru

New Zealand

Photo :
  • Wikipedia

Berikutnya ada Selandia Baru. Masih dari sumber yang sama, ada sejumlah kelebihan yang dimiliki negara ini. Pertama, wilayahnya yang berada dekat laut. Kondisi ini bisa melindungi negara ketika terjadi perubahan suhu ekstrem akibat perang nuklir yang berkecamuk.

Berikutnya adalah ketahanan pangan. Selandia Baru memiliki kekuatan dalam ekspor pangan, sehingga keterjaminan makanan penduduk mungkin akan terus terjaga selama periode perang nuklir terjadi.

3. Islandia

Danau Islandia

Photo :

Negara kawasan Nordik juga dianggap aman ketika terjadi perang nuklir. Mengutip The Week, Smart Survival melaporkan bahwa negara seperti Islandia berpotensi menjadi lokasi aman untuk tinggal.

Salah satu faktor utamanya adalah letaknya yang terisolir dari dunia luar. Tak hanya itu, Islandia juga memiliki sumber listrik dari panas bumi, sehingga tidak perlu khawatir terkait lumpuhnya jaringan listrik yang mungkin terjadi.

4. Swiss

Pegunungan di Jenewa, Swiss

Photo :
  • Pixabay

Invasi Rusia terhadap Ukraina telah membangkitkan kewaspadaan negara-negara lain. Dalam hal ini, Swiss juga termasuk sebagai salah satunya.

Mengutip Euronews, Swiss telah berniat memperbaiki sebuah bunker nuklir yang sebelumnya dibangun selama era Perang Dingin. Lokasi tersebut diklaim mampu menampung seluruh warga negaranya.

Sejak 1960-an, Swiss memang sudah membangun bunker nuklir untuk penduduknya. Mereka pun cukup percaya diri untuk menjaga warga negaranya aman dari berbagai bencana perang, termasuk serangan nuklir.

5. Fiji

Pantai Fiji

Photo :
  • Pixabay

Kemudian, ada Fiji. Negara kepulauan ini tercatat tidak memiliki hubungan dekat dengan negara-negara yang berpotensi menyulut perang nuklir.

Menurut laporan BrusselsMorning, Fiji menjadi salah satu negara indah terlepas dari statusnya yang mungkin jarang diketahui. Berkat lokasinya ini, kecil kemungkinan tempatnya menjadi sasaran nuklir negara-negara lain.

Itulah deretan negara aman dari perang nuklir yang bisa diketahui. Sebagai catatan, nama-nama di atas sejatinya baru perkiraan semata yang diungkap para peneliti dan sumber lain. Maka dari itu, datanya bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan.