Hamas Diduga Terima Pasokan Senjata dari Negara Ini
- timesofisrael.com
Gaza – Israel telah memerintahkan pengepungan penuh terhadap Jalur Gaza dan berjanji untuk melenyapkan Hamas setelah serangan habis-habisan mereka menewaskan ratusan warga Israel.
Kelompok Palestina Hamas, diketahui memang menguasai Jalur Gaza, tempat sekitar 2,3 juta orang tinggal di wilayah yang luasnya hampir 1/4 luas Delhi.
Meskipun telah melakukan penarikan penuh pada 2005, Israel mengendalikan perbatasan maritim, udara dan darat di Jalur Gaza untuk menjaga kewaspadaan ketat terhadap pasokan senjata ke Hamas di wilayah tersebut.
Pergerakan orang di Gaza juga dikontrol ketat oleh Mesir dan Israel dengan hanya dua penyeberangan perbatasan di wilayah seluas 365 km persegi.
Lantas, dengan adanya serangan brutal oleh Hamas, bagaimana cara milisi itu mendapatkan senjata di Gaza?
Terlihat di peta, Jalur Gaza dikelilingi Israel di dua sisi dan berbatasan dengan Mesir. Ujung baratnya menghadap Laut Mediterania, tempat Angkatan Laut Israel membatasi pergerakan manusia hanya hingga 12 mil laut.
Ternyata, penyelundup senjata terjadi di pantai sepanjang Laut Mediterania, dan dipasok ke Hamas. Meskipun ada kendali maritim oleh Angkatan Laut Israel, pemasok senjata berhasil memasok senjata ke kelompok tersebut.
Para penyelundup senjata menggunakan terowongan sebagai jalur alternatif untuk memasok senjata.
Gaza yang berbatasan dengan Mesir, terowongan itu sengaja dibangun untuk mengirimkan senjata ke wilayah tersebut. Jaringan terowongan itu digunakan untuk mengirimkan senjata seperti roket Fajr-3, Fajr-5, dan M-302 dari Iran dan Suriah.
Fajr-3 adalah roket artileri permukaan-ke-permukaan terarah buatan Iran. Sementara Fajr-3 memiliki jangkauan 43 km dan ditemukan di gudang Hizbullah, sebuah kelompok yang memiliki hubungan dekat dengan Iran dan Suriah. Fajr-5 memiliki jangkauan 75 km, dengan daya ledak tinggi (HE) 90 kg.
Sementara itu, roket M-302 atau Khaibar-1 juga dibuat oleh Iran dan merupakan roket terarah jarak jauh yang digunakan oleh Hamas, dan kabarnya dipasok oleh Hizbullah.
Pada gelombang pertama serangan terhadap Israel, lebih dari 5.000 roket ditembakkan dari Gaza.
Selama bertahun-tahun, Hamas telah mengembangkan teknologi roket mentahnya untuk memperluas jangkauannya. Senjata yang dipasok oleh Iran juga digunakan untuk mengalahkan sistem pertahanan udara Iron Dome Israel yang hampir tidak dapat ditembus.
Iran diduga kuat mendukung Operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas. Namun, pihaknya membantah terlibat langsung dalam perang tersebut dan menolak klaim Israel bahwa mereka mendanai operasi Hamas, yang terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Departemen Luar Negeri AS pada 2021 mengatakan Hamas menerima pelatihan, pendanaan, dan senjata dari Iran. Sesuai laporan, 70 persen dari total dana untuk Hamas diterima dari Iran.
Selain itu, beberapa laporan menunjukkan senjata buatan AS digunakan oleh Hamas yang dipasok dari Afghanistan oleh Taliban.
Pada 2021, AS mengakhiri operasinya di Afghanistan dan meninggalkan tumpukan senjata yang diambil oleh Taliban setelah mereka menguasai negara tersebut.
Merasa bertanggungjawab, AS akhirnya mendeklarasikan dukungan untuk Israel dan telah memerintahkan pergerakan kapal perang dan pesawat tempur lebih dekat ke Israel.
Ini merupakan sebuah langkah untuk menunjukkan dukungan terhadap sekutunya. Grup Pertempuran Kapal Induk yang dipimpin oleh USS Gerald R Ford dan kapal perang yang menyertainya bergerak menuju Mediterania timur.
Laporan menunjukkan kelompok penyerang kapal induk AS akan membantu Israel mempertahankan pantai di sepanjang Gaza untuk menghentikan pasokan senjata.
Amerika Serikat, pemasok utama senjata ke Israel, telah bergerak cepat untuk menegaskan dukungannya kepada Israel setelah serangan mendadak dari Jalur Gaza.
Mereka juga berjanji akan memberikan dukungan yang kuat dan memperingatkan pihak-pihak lain untuk tidak terlibat dalam konflik tersebut.
"Kelompok militer AS yang beroperasi itu diketahui dipimpin oleh USS Gerald R Ford, yang mencakup sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali dan empat kapal perusak berpeluru kendali," kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd J Austin.