Kecanggihan Senjata Pertahanan Iron Dome Lindungi Israel, Begini Cara Kerjanya

VIVA Militer: Rudal pertahanan udara Iron Dome dan MIM-104 Patriot
Sumber :
  • defensenews.com

Tel Aviv – Kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan terhadap Israel, pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Serangan Hamas sejauh ini telah menewaskan lebih dari 700 warga Israel.

Sebelumnya, para pejuang menerobos pagar yang dijaga ketat dan menyerang komunitas Israel di sepanjang perbatasan Gaza.

Dilansir dari Channel News Asia, Senin, 9 Oktober 2023, Hamas telah menembakkan lebih dari 5.000 roket ke Israel. Namun, sebagian besar serangan tersebut hanya menimbulkan sedikit atau bahkan tidak menimbulkan bahaya apa pun karena telah dicegat dengan pertahanan udara Iron Dome milik Israel. Iron Dome diketahui memiliki tingkat intersepsi sekitar 90 persen, menurut militer Israel.

Iron Dome diciptakan untuk mengatasi mortir dan roket yang ditembakkan ke Israel dalam jarak yang relatif dekat oleh militan di Gaza dan oleh pejuang anti-Israel di Lebanon milik Hizbullah.

VIVA Militer: Serangan roket Hamas Palestina dihadapi rudal Iron Dome Israrel

Photo :
  • X/@RobertMSterling

Intersepsi pertamanya terjadi pada April 2011, ketika mereka menembak jatuh roket Grad yang ditembakkan dari Gaza ke kota Ashkelon di Israel. Sejak itu, mereka telah mencegat ribuan roket.

Lalu, bagaimana cara kerja Iron Dome?

Melalui radar yang sensitif, Iron Dome dapat mendeteksi peluru yang datang dari jarak 4 km hingga 70 km dan memprediksi lintasan serta titik dampaknya. Pusat kendali memproses informasi tersebut dan terhubung ke peluncur yang menembakkan rudal untuk menghancurkan peluru itu.

Sistem ini dirancang untuk merespons proyektil yang menimbulkan ancaman, khususnya terhadap pusat populasi. Sistem ini juga menahan tembakan dari roket yang dirancang untuk mendarat di medan kosong, dan dengan demikian menghemat rudal, yang sangat penting dalam kasus serangan besar-besaran.

Biaya setiap rudal adalah sekitar US$40.000-US$50.000 atau setara dengan Rp784,5 juta, menurut seorang peneliti di Institut Studi Keamanan Nasional Israel. Baterainya bersifat mobile. 

Pada pertengahan 2021, Israel telah mengerahkan sepuluh baterai di seluruh negeri, menurut kontraktor militer AS Raytheon Technologies, yang pada 2014 mulai memproduksi Iron Dome bersama dengan pencetus sistem tersebut, Rafael Advanced Defense Systems dari Israel.

Setiap baterai memiliki tiga hingga empat peluncur dengan tujuan mempertahankan wilayah berpenduduk seluas 155 km persegi, menurut Raytheon. "Sistem ini dirancang untuk bekerja secara efektif di segala jenis cuaca," katanya.

Lantas, siapa yang mendanai pembuatan Iron Dome tersebut?

Awalnya, Iron Dome dikembangkan tanpa bantuan Amerika Serikat (AS). Namun pada 2011 AS yang merupakan sekutu utama Israel mulai mendukung program ini secara finansial. Setelah AS berinvestasi di Iron Dome, Kongres mendesak adanya pembagian teknologi dan produksi bersama, yang merupakan cara Raytheon ikut terlibat, termasuk membuat komponen untuk pencegat.

Saat ini, beberapa baterai rudal anti-roket dibuat di AS.

Dukungan Amerika terhadap sistem ini merupakan bagian dari paket bantuan militer AS, yang lebih besar kepada Israel, yang menurut perjanjian antara kedua negara akan berjumlah US$38 miliar atau setara dengan Rp596,2 triliun, pada 2019 hingga 2028.

VIVA Militer: Sistem rudal pertahanan udara Iron Dome (C-RAM) militer Israel

Photo :
  • mod.gov.il

Apa yang menjadi tolak ukur keberhasilan Iron Dome ini?

Seperti yang diketahui, Iron Dome telah menyelamatkan banyak warga Israel dari kematian atau cedera. Bisa dibilang, hal ini mempunyai dampak yang berbeda-beda.

Pertama, hal ini memberi pemerintah Israel waktu dan ruang politik untuk memutuskan kapan dan bagaimana menanggapi serangan roket. Dalam beberapa kasus, hal ini berarti Israel memilih untuk tidak melakukan invasi darat ke Gaza.

Namun, beberapa analis berpendapat bahwa perlindungan Iron Dome mengalihkan warga Israel ke dalam pemahaman yang salah, dengan mengatakan senjata militer ini bisa mengabaikan konflik yang sudah berlangsung lama dengan Palestina daripada terlibat dalam diplomasi untuk menyelesaikannya.