Terus Merugi, Rusia Kehilangan 400 Sistem Artileri Dalam Dua Pekan
- abcnews.go.com
Moskow – Ukraina mengklaim bahwa Rusia telah kehilangan lebih dari 400 sistem artileri dalam dua minggu terakhir. Antara 8 September dan 21 September 2023, pasukan Moskow diketahui kehilangan 415 sistem artileri di Ukraina, menurut angka yang diterbitkan oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Kiev.
Dilansir dari Newsweek, Jumat, 22 September 2023, artileri selalu menjadi bagian besar dari perang di kedua sisi konflik yang telah berlangsung hampir 19 bulan ini. Artileri juga secara konsisten menempati urutan teratas dalam daftar keinginan bantuan militer Ukraina dari sekutu Kiev seperti Amerika Serikat (AS).
“Ini adalah duel artileri besar-besaran,” kata Dan Rice, mantan penasihat prajurit utama Ukraina, yang kini jadi rektor American University Kiev.
Sekitar 80 persen korban berjatuhan di kedua sisi garis depan juga disebabkan oleh artileri, katanya kepada Newsweek.
Menurut angka Staf Umum Ukraina, Rusia telah kehilangan total 6.137 sistem artileri sejak pasukan Moskow menguasai wilayah Ukraina untuk melancarkan invasi skala penuh pada Februari 2022.
Pada Rabu, 21 September 2023, Kementerian Pertahanan Moskow mengatakan militer Ukraina telah kehilangan 6.462 senjata artileri lapangan dan mortir dalam perang sejauh ini.
Artileri terbukti penting dalam serangan balasan Ukraina yang sedang berlangsung, yang dilancarkan Kiev terhadap posisi Rusia di sepanjang garis depan di Ukraina timur dan selatan pada awal Juni.
“Apa yang mereka lakukan adalah operasi ofensif, yang sangat sulit, dan untuk melakukan itu, anda harus melakukan tembakan dan manuver,” kata Jenderal Mark Milley, Ketua Kepala Staf Gabungan AS.
Beberapa juta peluru artileri dari berbagai jenis, termasuk 155mm dan 105mm, telah dikirim ke Ukraina, kata Milley. “Mereka tidak dapat melaksanakan operasi yang mereka lakukan tanpa amunisi tersebut. Mereka tidak dapat melakukannya,” tambahnya.
Upaya serangan balik Ukraina dalam beberapa pekan terakhir terfokus pada memukul mundur pasukan Rusia di dekat kota Robotyne, Zaporizhzhia, yang baru saja direklamasi, di selatan negara itu.
Awal bulan ini, Ukraina juga mengatakan pihaknya telah berhasil menembus garis pertahanan pertama Rusia di sekitar kota tersebut, dan analisis menunjukkan kemajuan yang lambat dalam perjalanan menuju kota Tokmak yang dikuasai Rusia.