Fenomena Cahaya Misterius Sebelum Gempa Maroko Berasal dari Zaman Yunani, Kok Bisa?

Gempa di Maroko
Sumber :
  • Morocco World News

Maroko – Laporan soal cahaya gempa yang tampak dalam video sebelum gempa berkekuatan 6,8 skala richter di Maroko berasal dari zaman Yunani kuno berabad-abad lalu. Gempa yang terjadi pada Jumat, 8 September 2023 itu bahkan menyebabkan ribuan korban berjatuhan. 

John Derr, seorang pensiunan ahli geofisika yang sempat bekerja di Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut bahwa semburan cahaya menari-nari dalam warna telah lama membingungkan para ahli dan masih belum ada konsesus mengenai penyebabnya. 

“Melihat EQL bergantung pada kegelapan dan faktor kesukaan lainnya,” jelasnya melalui email, seperti dikutip dari CNN Internasional, Jumat, 15 September 2023.

Aurora borealis.

Photo :
  • Pixabay/Wildone

Dia menyebut bahwa video di Maroko yang dibagikan di media sosial itu tampak seperti lampu gempa yang tertangkap kamera keamanan pada 2007 di Pisco, Peru. Juan Antonio Lira Cacho mengatakan bahwa video yang beredar itu membuat dirinya mudah mengidentifikasinya. 

“Empat puluh tahun yang lalu, hal itu mustahil. Jika Anda melihatnya, tidak ada yang akan percaya dengan apa yang Anda lihat,” kata profesor fisika di Universidad Nacional Mayor de San Marcos di Peru dan Universitas Katolik Kepausan Peru tersebut. 

Menurut sebuah penelitian yang ditulis oleh Derr dan diterbitkan dalam Encyclopedia of Solid Earth Geophysics edisi 2019, cahaya gempa bisa terjadi dalam beberapa bentuk berbeda. Kadang, bentuknya mirip petir atau seperti pita bercahaya di atmosfer mirip aurora di kutub. 

Di lain waktu, mereka mirip seperti bola bercahaya yang melayang di udara. Mereka juga tampak seperti nyala api kecil yang berkedip-kedip atau merambat di sepanjang atau dekat tanah atau nyala api yang lebih besar dan muncul dari dalam tanah. 

Gempa di Maroko

Photo :
  • Morocco World News

Selain itu, cahaya gempa bumi ini lebih mungkin terjadi di dalam atau di dekat lembah keretakan, tempat kerak bumi terkoyak pada suatu waktu di masa lalu, sehingga menciptakan wilayah dataran rendah yang memanjang di antara dua bidang tanah yang lebih tinggi.

Teori lain mengenai penyebab fotogenik gempa bumi adalah listrik statis dari retakan batuan dan emisi gas radon. Saat ini belum ada konsensus di kalangan seismolog tentang bagaimana gempa bumi terjadi, dan para ilmuwan masih berusaha mengungkap misteri ledakan tersebut.

Friedemann Freund, kolaborator Derr dan asisten profesor di Universitas San Jose berharap suatu hari nanti dapat menggunakan cahaya seismik, atau muatan listrik yang menyebabkannya, dan dikombinasikan dengan faktor-faktor lain untuk membantu memprediksi datangnya gempa bumi besar.