Cerita Mengerikan Penyintas Banjir di Libia
- The Press Office of Libyan Prime Minister/CNA.
Libia – Tanda pertama ada sesuatu yang tidak beres adalah suara gonggongan anjing. Pada saat itu pukul 02.30, dan di luar gelap. Husam Abdelgawi, seorang akuntan berusia 31 tahun di kota Derna, Libia timur, bangun dan turun ke bawah untuk memeriksanya. Ia kemudian merasakan ada air di bawah kakinya.
Husam membuka pintu depan rumah yang ia tinggali bersama adiknya, Ibrahim. Namun, volume air itu semakin banyak dan membuat pintu terlepas dari engselnya.
Saudaranya berlari ke pintu belakang, di mana mereka bertemu dengan "pemandangan yang mengerikan dan tak terbayangkan. Bahkan, lebih buruk dari kematian,” kata Husam, dalam sebuah wawancara telepon dari kota Al-Qubbah, dikutip dari BBC Internasional, Jumat, 15 September 2023.
“Mayat perempuan dan anak-anak melayang melewati kami. Mobil dan seluruh rumah terbawa arus. Beberapa mayat tersapu air ke dalam rumah kami.”
Air juga menyapu Husam dan Ibrahim, membawa mereka lebih jauh dan lebih cepat dari yang mereka bayangkan. Dalam hitungan detik, mereka terpisah sejauh 150 meter.
Namun, Ibrahim berhasil meraih kabel listrik terapung yang masih terikat di tiang. Dia kembali ke tempat Husam terjebak.
Kemudian dia dan Husam menggunakan kabel seperti tali untuk menarik diri mereka menuju gedung terdekat dan melalui jendela lantai tiga, dan dari sana mereka berhasil mencapai atap lantai lima tempat mereka menunggu banjir surut.
“Daerah tempat kami berada di bagian kota yang lebih tinggi,” kata Husam.
"Di bagian bawah, saya rasa tidak ada orang di lantai lima atau enam yang selamat. Saya kira mereka semua mati. Semoga Tuhan mengampuni jiwa mereka."
Sebelumnya, perkiraan jumlah korban tewas bervariasi. Duta Besar Libia untuk PBB mengatakan sekitar 6.000 orang dipastikan tewas dan ribuan lainnya hilang.
Sementara itu, pejabat Bulan Sabit Merah di Libia mengatakan sekitar 10.000 orang diyakini tewas. Walikota Derna juga telah memperingatkan bahwa 20.000 orang mungkin kehilangan nyawa.
Banjir tersebut dipicu oleh jebolnya dua bendungan di luar Derna, sehingga menyebabkan aliran air mengalir ke pusat kota.