Pria Asal AS Ini Baru Ngaku Bunuh Pacarnya Setelah 50 Tahun

Ilustrasi Pembunuhan
Sumber :
  • Freepik

Florida – Seorang pria pensiunan yang tinggal di Florida, Amerika Serikat (AS), ditangkap setelah dia mengaku membunuh pacarnya setelah hampir 50 tahun berlalu. 

Menurut Kantor Kejaksaan AS, pria tua itu kini berusia 81 tahun. Dia baru mengaku kepada polisi bahwa dia telah menghabisi nyawa kekasihnya. 

Pria yang diidentifikasi sebagai Rodney Mervyn Nichols itu mengaku membunuh pacarnya Jewell Langford pada 1975 setelah bertengkar. Dia juga mengungkapkan bahwa dia kemudian membuang tubuh Langford di sungai terdekat. 

Ilustrasi pembunuhan

Photo :
  • Pixabay

Setelah mengakui tindakannya, dia ditangkap oleh otoritas lokal di North-Lake Retirement Home di Hollywood, Florida, pada 25 Juli 2023, atas tuduhan yang diajukan oleh Kepolisian Provinsi Ontario. 

"Setelah konsultasi telepon dengan pengacara bantuan hukum di Kanada, NICHOLS kemudian menyatakan bahwa dia bertengkar dengan Langford, yang dimulai di rumahnya di Montreal, dan kemudian dia membuang mayatnya di Nation River,'' menurut dokumen pengadilan, dikutip dari NDTV, Rabu, 9 Agustus 2023. 

Namun, penyelidik tidak dapat mengidentifikasi wanita tersebut hingga tahun 2021. 

Kejahatannya dimulai pada 3 Mei 1975, ketika pihak berwenang menemukan sesosok tubuh mengambang telungkup, dengan tangan dan kaki terikat menggunakan dasi, di Nation River di timur Ontario. Hasil otopsi mengungkapkan bahwa korban meninggal karena dicekik di leher. 

Otoritas Kanada kemudian menggali tubuh korban lagi pada tahun 2018, dan memungkinkan Pusat Ilmu Forensik (CFS) membuat profil DNA. 

"Selama 47 tahun intervensi, rendering artis forensik, perkiraan wajah 3D (dibuat pada 2017), garis tip khusus, dan bukti lainnya, mengidentifikasi korban dan tersangka potensial tetap tidak berhasil," menurut siaran pers tentang penangkapan tersebut. 

Nichols, yang sebelumnya diinterogasi pada tahun 1975, tidak dianggap sebagai tersangka atas kepergian kekasihnya. Namun, pernyataannya pada saat itu tidak konsisten dan hanya memberikan sedikit kejelasan, sehingga menyebabkan dia diwawancarai lagi pada tahun 2022. 

Akhirnya, saat itu dia mengaku melakukan pembunuhan tersebut. Pihak berwenang juga mencocokkan sampel darah yang diambil dari pakaian Langford pada tahun 2011, dengan DNA Nichols, yang mengarah pada penangkapannya.