Jambore Pramuka di Korsel Dilanda Panas Ekstrem, Peserta dari Berbagai Negara Memilih Pulang

Kondisi Jambore di Korsel
Sumber :
  • AP Photo

Seoul – Pertemuan jambore besar-besaran di Korea Selatan terpaksa membubarkan diri seminggu lebih awal karena adanya topan yang mendekat. Selain itu, beberapa hari setelah panas ekstrem membuat ratusan remaja sakit. 

Jambore Pramuka Dunia, yang diadakan di Saemangeum di pantai barat Korsel, diikuti oleh hampir 40.000 remaja, menurut penyelenggara. 

Acara tersebut seharusnya menampilkan kegiatan di luar ruangan, pertunjukan budaya, lokakarya keberlanjutan, dan penawaran lainnya untuk para peserta, yang sebagian besar adalah siswa sekolah menengah atas. 

Kondisi Jambore di Korsel

Photo :
  • AP Photo

Tetapi,cuaca ekstrem telah meredam perayaan itu dan membuat para peserta meninggalkan tempat acara hampir seminggu lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. 

“Organisasi Gerakan Pramuka Dunia (WOSM) menerima konfirmasi pagi ini dari Pemerintah Republik Korea bahwa karena perkiraan dampak Topan Khanun, keberangkatan awal akan direncanakan untuk semua peserta Jambore Pramuka Dunia ke-25,” kata WOSM dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNN Internasional, Senin, 7 Agustus 2023. 

Topan tersebut diperkirakan akan melanda Korea Selatan pada hari Kamis, 10 Agustus 2023, dengan curah hujan hingga 6 inci (150 milimeter), menurut ahli meteorologi. 

"Sekitar 36.000 peserta pramuka dari 156 negara akan dipindahkan ke wilayah Seoul mulai Selasa pagi," kata Kim Sung-Ho, wakil menteri Manajemen Bencana dan Keselamatan. 

"Rencana evakuasi darurat juga akan mencakup 1.000 bus untuk transportasi, sementara perdana menteri akan bertemu dengan otoritas lokal Senin malam untuk membahas akomodasi dan kegiatan tambahan untuk pramuka," tambahnya. 

Topan tersebut hanyalah yang terbaru dari serangkaian masalah yang melanda acara jambore  sejak diluncurkan pada 1 Agustus. Dalam minggu pertama, ratusan remaja jatuh sakit di acara tersebut karena gelombang panas yang terik, dan yang lainnya pergi ke rumah sakit untuk masalah ruam kulit, dehidrasi dan gigitan serangga. 

Pada hari Minggu saja, hampir 1.300 orang mengunjungi rumah sakit di lokasi terdekat, menurut Kim Hyun-sook, ketua panitia penyelenggara jambore, dan menteri Kesetaraan Gender dan Keluarga. 

Korea Selatan telah mengeluarkan peringatan gelombang panas di sebagian besar negara itu sejak akhir Juli, dengan suhu diperkirakan naik hingga 37 derajat Celcius (98,6 Fahrenheit), di beberapa daerah pada hari Senin, menurut Badan Meteorologi Korea. 

Selain itu, keluhan lain datang dari para orang tua yang mencemaskan anak-anak mereka, yang berada di perkemahan itu. Mereka menyebutkan bahwa anaknya tidak memiliki cukup makanan, perlengkapan tidur, atau bahkan tempat tidur. 

Merespons hal tersebut, penyelenggara mengumumkan serangkaian tindakan baru pada hari Jumat, 4 Agustus 2023, untuk memperbaiki situasi, seperti menambah jumlah staf kebersihan tujuh kali lipat, sehingga menjadi lebih dari 500 orang. 

Selama akhir pekan, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol juga memerintahkan pihak berwenang untuk mengirim bus ber-AC ke lokasi untuk perlindungan tambahan dari cuaca panas, dan menyerukan upaya terbaik untuk menjaga kebersihan di perkemahan guna mencegah keracunan makanan. 

Namun, hal itu dinilai sudah terlambat untuk meredakan kekhawatiran dari para pemimpin negara lain dan anggota keluarga yang mengikuti acara tersebut. Selama akhir pekan, kontingen besar pramuka dari Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura menarik diri dari acara tersebut, yang selanjutnya memicu seruan untuk mengakhiri jambore itu lebih awal. 

Kontingen AS mengatakan akan memindahkan pekemahnya ke Garrison Humphreys Angkatan Darat AS, sebelum menerbangkan mereka pulang pada 25 Agustus. Sementara kontingen Inggris mengatakan akan memindahkan perkemah ke hotel di Seoul selama sisa masa tinggal mereka.