Wali Kota di Jepang Minta Maaf Setelah Berikan Selebaran Kontroversi Soal Wanita Hamil
- U-Report
Tokyo – Wali kota Onomichi di Jepang meminta maaf atas selembaran yang dibagikan secara cuma-cuma, yang menyebut bahwa ibu hamil harus menyenangkan para suami dengan melakukan pekerjaan rumah. Selebaran itu lantas memicu kemarahan nasional.
Kota tersebut melakukan survei publik pada tahun 2017, yang digunakan untuk membuat selembaran untuk ibu hamil yang kemudian dibagikan kepada penduduk setempat, demikian menurut situs web pemerintah kota.
“Ada perbedaan dalam perasaan dan pemikiran pria dan wanita. Salah satu alasannya adalah perbedaan struktur otak pria dan wanita. Diketahui bahwa pria bertindak berdasarkan teori, sedangkan wanita bertindak berdasarkan emosi," bunyi selembaran itu, dikutip dari CNN Internasional, Jumat, 28 Juli 2023.
"Yang terpenting adalah memahami perbedaan satu sama lain dan membagi peran dengan baik,” tambahnya.
Sebelum menyatakan bahwa para suami dan ayah lebih suka jika para ibu hamil melakukan tugas-tugas dasar seperti mencuci piring, mengganti popok, dan menggendong anak mereka.
"Para istri dapat mengganggu suami mereka jika mereka sibuk merawat bayi dan tidak melakukan pekerjaan rumah," kata pamflet tersebut.
Mereka juga menasihati para wanita untuk tidak marah tanpa alasan.
Menurut mereka, ada banyak hal yang dapat dilakukan ibu baru untuk menyenangkan suami mereka, termasuk memijat mereka, menyiapkan makan siang setiap hari, mengasuh anak dan melakukan pekerjaan rumah tangga, menyapa mereka saat tiba selamat di rumah, dan selalu tersenyum.
Buntut dari selembaran itu, pengguna media sosial dibuat geram dan marah.
"Sudah cukup buruk bahwa otoritas lokal mentransmisikan gagasan bahwa mengasuh anak adalah pekerjaan ibu. Saya ingin otoritas lokal meningkatkan kesadaran bahwa ayah juga merupakan aktor utama dalam pengasuhan anak," tulis seseorang di Twitter.
"Stres adalah musuh selama kehamilan, jadi mengapa mereka hanya menyerang wanita?, tulis pengguna lainnya.
Marahnya publik karena selembaran kontroversi itu juga membuat wali kota Onomichi, Yukihiro Hiratani, menyamlaikan permintaan maaf di situs web pemerintah setempat, pada Selasa, 25 Juli 2023.
"Selebaran itu tidak sejalan dengan perasaan wanita hamil, ibu melahirkan anak, dan yang lainnya harus terlibat dalam pengasuhan anak. Pemerintah juga telah berhenti membagikan selebaran itu karena berisi ekspresi yang mempromosikan sikap dan praktik stereotipe peran gender.”