China Bersiap Hadapi Banjir Parah Jelang Puncak Musim Hujan

Tim Penyelamat Evakuasi Korban Terdampak Banjir di China
Sumber :
  • Ran Mengjun/ AP Photo

Beijing – Beijing dan kota-kota lain di China menghadapi banjir parah, pada Jumat, 21 Juli 2023. Perubahan cuaca telah mencengkeram China sejak April, menyebabkan kematian, merusak infrastruktur, dan tanaman layu, serta menimbulkan kekhawatiran akan kemampuan pemerintah mengatasi perubahan iklim

Secara historis, China memasuki puncak musim hujan pada akhir Juli, tetapi cuaca ekstrem telah membuat badai lebih intens dan tidak dapat diprediksi. Sehingga, kota-kota besar yang dibangun dengan drainase yang buruk atau tidak memadai berpotensi mengalami banjir yang mematikan. 

Di Beijing, pihak berwenang telah mengerahkan lebih dari 2.600 orang pada minggu ini untuk menguras belasan stasiun pompa terlebih dahulu dan membersihkan ribuan outlet drainase air di sepanjang jalan. Beberapa rute bus yang melintasi pinggiran kota dan daerah pegunungan juga dihentikan. 

Banjir dan hujan lebat mengguyur sejumlah daerah di Provinsi Jiangxi, China timur.

Photo :
  • ANTARA/Xinhua.

Pihak berwenang di kota tetangga Tianjin juga meningkatkan upaya pengendalian banjir di cekungan Hai, sistem drainase utama di utara. Sebaliknya, curah hujan yang sedikit di provinsi Jiangxi telah mengakibatkan Danau Poyang, badan air tawar terbesar di negara itu, surut ke level terendah untuk saat ini sejak 1951. 

Dilansir dari Channel News Asia, Jumat, 21 Juli 2023, Danau Poyang, dikenal sebagai ginjal China karena perannya dalam mengatur aliran sungai Yangtze, namun, tahun lalu tiba-tiba menyusut karena kekeringan. Suhu 35 derajat Celcius ke atas terus mengancam wilayah China lainnya. 

Di lain sisi, pejabat China telah berulang kali memperingatkan bahwa China rentan terhadap dampak perubahan iklim karena populasinya yang besar dan pasokan air yang tidak merata.