Geger Petani di Negara Tetangga Indonesia Menanam Padi Malam Hari, Ini Alasannya
- STEINBAUER Performance
Vietnam – Para petani Vietnam, pada pekan ini, memilih untuk melakukan penanaman padi di malam hari. Cara ‘aneh’ ini ditempuh seiring peningkatan suhu di sejumlah negara di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara sepanjang tahun ini.
Dilansir dari South China Morning Post, Selasa, 11 Juli , Seorang petani Vietnam, Tran Thi Lan, terpaksa pergi ke ladang di pinggiran Hanoi pada pukul 03.00 waktu setempat. Mereka putus asa untuk menanam pada siang hari karena cuaca panas yang sangat menyengat.
“Sangat sulit menanam padi ketika matahari menyentuh punggung saya dan air hangat di ladang yang memercik ke wajah saya,” Ujar petani.
Sejatinya, Lan berhasil melakukan penanaman padi pada saat terang dalam beberapa hari. Tetapi, ia memutuskan untuk beralih mengerjakan penanaman padi pada malam hari pada awal Juli atau saat suhu panas di Vietnam Utara menurun. Badan cuaca Vietnam memprediksi cuaca harian di wilayah Utara akan melebih 37 derajat Celcius.
“Tanpa cahaya yang cukup, penanaman mungkin saja tidak lurus,” sambung Lan yang mengaku kesulitan saat menanam pada malam hari.
Selain Lan, petani Vietnam lain, Nguyen Hung Phuong, juga memutuskan untuk mulai menanam padi mulai pukul 4 sore hingga pukul 9 malam. Ia akan mengulangi kegiatan itu pada pukul 3 malam hingga pukul 9 pagi waktu Vietnam.
“Dengan suhu yang sangat tinggi, saya merasa tidak nyaman dan melelahkan untuk bekerja di siang hari. Meski pada waktu siang, saya bisa menanam dengan lebih jelas,” jelasnya sebagaimana dilansir Channel News Asia.
Model penanaman padi pada malam hari, sejatinya, telah dilakukan oleh petani Vietnam dalam beberapa tahun ke belakang. Nguyen Thi Hanh misalnya, telah melakukan penanaman pada malam hari sejak lama. Hanh mengatakan, orang tuanya mulai menanam padi pada malam hari karena cuacanya tidak sepanas di siang hari.
Hanh menambahkan, penanaman pada malam hari baik untuk tanaman padi karena varietas itu peka terhadap suhu ekstrem.
“Sebenarnya, jauh lebih baik karena airnya lebih dingin dan lebih cocok untuk tanaman muda,” kata Hanh.
Untuk ongkos tanam, Lan dan Phuong biasanya mendapatkan honor senilai 40 dolar Amerika Serikat per hari. Angka ini jauh lebih tinggi ketimbang buruh tani di pedesaan yang hanya mendapatkan 250 dolar AS dalam satu bulan. Tetapi, Lan mengakui bahwa menjadi buruh tani merupakan pekerjaan yang sangat sulit sehingga tidak banyak anak muda yang mau melakukannya.
“Menanam di tempat gelap membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan siang hari,” jelas Lan.
“Tetapi, kita hanya perlu melanjutkannya. Anak-anak muda berhenti (untuk menjadi buruh tani) dan mencari pekerjaan yang tidak terlalu sulit,” tutupnya.