Rusia Bantah Klaim Terkait Xi Jinping yang Desak Putin soal Nuklir
- Alexei Druzhinin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Moskow – Rusia membantah adanya laporan yang mengatakan bahwa Presiden China, Xi Jinping, secara pribadi telah memperingatkan Pemimpin Rusia, Vladimir Putin, agar tidak menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
“Tidak, saya tidak bisa memastikannya,” kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, pada Rabu, 5 Juli 2023.
Menurut laporan Financial Times, Xi menyampaikan pesan tersebut ketika dia mengunjungi Moskow pada bulan Maret lalu. Namun, Peskov membantahnya dengan mengatakan bahwa kedua negara telah mengeluarkan pernyataan soal pembicaraan keduanya.
Dilansir dari The Guardian, Jumat, 7 Juli 2023, sejak dimulainya perang di Ukraina, Xi tak tergoyahkan untuk mendukung Putin, sementara Beijing telah membantu menopang ekonomi Rusia yang terkena sanksi.
China juga telah berulang kali menyatakan secara terbuka penentangannya terhadap penggunaan senjata nuklir di Ukraina. Pada bulan November, Xi mengatakan kepada kanselir Jerman, Olaf Scholz, bahwa masyarakat internasional harus menentang ancaman atau penggunaan senjata semacam itu dan mencegah krisis nuklir di Eurasia.
Xi dilaporkan membuat peringatan nuklirnya kepada Putin saat dalam perjalanan luar negeri pertamanya setelah mengamankan masa jabatan ketiga sebagai presiden, dan menunjukkan bahwa China khawatir tentang kemungkinan perang di Ukraina akan meningkat lebih jauh.
Beijing sebelumnya mengusulkan rencana perdamaian 12 poin, dan mendesak semua pihak untuk menghindari eskalasi nuklir, tetapi Xi tidak menyarankan Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.
Beberapa sekutu barat Kiev juga skeptis terhadap kredensial pencegahan Beijing mengingat kemitraan tanpa batas Xi dengan Putin.
Meskipun presiden China tidak secara eksplisit mendukung invasi tersebut, dia menolak untuk mengutuknya dan menggemakan banyak pembenaran Rusia atas perang tersebut. Xi juga menyalahkan barat karena memicu konflik dengan memasok senjata ke Ukraina.
Sejak memerintahkan pasukannya ke Ukraina, Putin kadang-kadang mengeluarkan ancaman terselubung untuk menggunakan senjata nuklir terhadap negara itu, dan memperingatkan barat bahwa Moskow akan menggunakan semua cara untuk melindungi Rusia dan rakyatnya.
Beberapa analis terkait Kremlin juga mengadvokasi serangan nuklir pre-emptive di Eropa.
Putin baru-baru ini tampak melunakkan retorika nuklirnya. Berbicara di sebuah konferensi di St Petersburg bulan lalu, dia mengatakan tidak perlu menggunakan senjata nuklir karena keberadaan negara Rusia tidak terancam.
Dia juga menambahkan bahwa Moskow telah mengirimkan hulu ledak taktis ke Belarusia, sebuah langkah yang digambarkan oleh NATO sebagai tindakan berbahaya dan tidak bertanggung jawab.