Balas Dendam Putin Bakal Berakibat Kiamat Makanan
- Youtube
Moskow – Rusia sepertinya semakin serius keluar dari Black Sea Grain Initiatives (Perjanjian Biji-Bijian Laut Hitam). Sekretaris Pers Kremlin Dmitri Peskov menegaskan " tak ada peluang" diperpanjang.
Hal ini dikatakannya dalam sebuah wawancara sebagaimana dimuat surat kabar Izvestia, dikutip Russia Today (RT), Selasa, 22 Juni 2023. Ia berujar kesepakatan tak sesuai tujuan awal.
"Rusia telah menunjukkan itikad baik beberapa kali, membuat konsesi," katanya.
"Apa yang dijanjikan ke Moskow sebagai bagian dari kesepakatan masih belum terpenuhi," tambahnya.
Ia pun mengatakan memperpanjang perjanjian pun sepertinya tak mungkin. Menurutnya pihak-pihak yang berjanji dengan Rusia tak menepati janji.
"Hampir tidak mungkin untuk memprediksi semacam keputusan akhir di sini, tetapi kami hanya dapat menyatakan bahwa ... kesepakatan ini tidak memiliki peluang," jelas Peskov.
"Kesepakatan itu menyiratkan perbuatan. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh negara-negara atau organisasi-organisasi yang mengadakan perjanjian," tambahnya.
"Dan satu bagian dari kesepakatan ini dilakukan... yang terkait dengan janji yang dibuat untuk Rusia, tapi tidak pernah dilakukan," klaim juru bicara itu.
Diketahui Perjanjian Biji-Bijian Laut Hitam ditengahi oleh PBB dan Turki. Ini ditandatangani pada Juli 2022, yang menyediakan pengiriman yang aman dari Ukraina atau melalui koridor Laut Hitam dengan imbalan AS dan UE menghilangkan hambatan ekspor produk makanan dan pupuk Rusia.
Barat mengklaim bahwa mereka tidak pernah membatasi barang-barang itu. Tetapi Moskow mengaku masih tidak dapat memasoknya ke pembeli asing karena sanksi pengiriman khususnya ke transaksi pembayaran, asuransi dan perantara.
Perjanjian awal berlangsung selama 120 hari namun diperpanjang beberapa kali sejak saat itu. Sekarang, perjanjian terbaru akan berakhir pada 17 Juli.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara kepada delegasi pemimpin Afrika di St Petersburg Jumat, mengatakan bahwa perjanjian tidak menyelesaikan pasokan biji-bijian Ukraina ke pasar dunia. Bahkan, tidak sampai ke Afrika yang membutuhkan makanan.
Meskipun Barat berjanji bahwa kesepakatan itu akan membantu negara-negara termiskin, hanya 3,1% dari pengiriman Ukraina atau berakhir di Afrika. "Sebanyak 38,9% dari mereka pergi ke Uni Europa (UE)," katanya.
Sebelumnya di awal perang Februari 2022, Rusia sempat memblokir jalur perdangangan Laut Hitam. Ini membuat harga pangan melonjak di Maret 2022 dan membawa dunia pada ancaman "kiamat" makanan.